Musim 1994/1995, sebuah kesebelasan Lanchasire bernama Blackburn Rovers mengejutkan persepakbolaan Inggris. Pada bulan ini di tahun tersebut kesebelasan yang saat itu dipimpin Kenny Dalglish berhasil keluar sebagai juara Liga Primer Inggris tepat di pekan terakhir liga. Mereka yang saat itu masih diperkuat nama-nama tenar macam Colin Hendry, Tim Sherwood, Alan Shearer, dan Chris Sutton, mampu menghentikan hegemoni Manchester United.

Akan tetapi di bulan yang sama, 22 tahun berselang, Blackburn mencatat prestasi yang bisa dikatakan mencoreng persepakbolaan Inggris. Mereka menjadi kesebelasan pertama mantan juara Premier League yang terdegradasi ke League One, atau divisi ketiga dalam piramida sepakbola Inggris. Sebelumnya, kesebelasan yang bermarkas di Ewood Park ini juga sempat terdegradasi pada 1998/1999 dan menjadi juara Premier League pertama yang terdegradasi ke Divisi Championship.

Musim ini, permainan Blackburn Rovers terbilang sangat buruk. Mereka baru mendapatkan kemenangan pertamanya pada September 2016. Sebelumnya mereka sudah meraih lima kekalahan dari tujuh laga pertama. Bahkan dari 46 pekan yang sudah dijalani, prestasi mereka hanyalah berada di posisi ke 20. Sisanya, klub yang memiliki slogan arte et labore (dengan kemampuan dan kerja keras) ini lebih banyak berkutat di posisi tiga terbawah.

Kepastian mereka terdegradasi terjadi di pekan terakhir kompetisi. The Rovers diwajibkan harus menang atas Brentford dengan catatan Nottingham Forest tidak meraih kemenangan atas Ipswich Town. Sayangnya kemenangan 3-1 Blackburn atas Brentford menjadi tidak ada artinya setelah di tempat lain Nottingham juga menang 3-0 atas Ipswich. Meski memiliki poin sama yaitu 51 namun Nottingham Forest unggul selisih gol dengan minus 10 berbanding Blackburn yang memiliki selisih gol minus 12.

Hasil ini membuat juara enam kali Piala FA ini untuk pertama kalinya kembali bermain di tingkat ketiga Inggris setelah terakhir kali terjadi pada musim 1979/1980. Dalam 46 laga mereka mencatatkan hasil 12 kemenangan, 15 kali seri dan 19 kekalahan. Manajer Tony Mowbray pun angkat bicara terkait degradasinya Blackburn ke League One.

“Saya jelas kecewa namun jika kami bisa memberikan semangat di tiap kesempatan maka tim ini akan bisa kompetitif di musim depan. Anda tidak bisa menolak kenyataan ini karena kami tidak bisa meraih cukup kemenangan dan mengumpulkan poin yang banyak,” tutur Mowbray di Daily Mail.

Sementara itu bagi para supporter setianya, terdegradasinya Blackburn juga karena ada andil dari investor mereka Venky’s London Limited. Mereka menganggap Venky telah melakukan investasi yang buruk. Tujuh tahun setelah diakuisisi, Blackburn justru mengalami dua kali degradasi. Yang pertama terjadi di akhir musim 2011/2012 dan yang kedua terjadi pekan lalu.

Selain itu mereka juga kerap beberapa kali melakukan keputusan yang terbilang kontroversial. Salah satunya adalah ketika mereka berandil dalam pemecatan Sam Allardyce pada 2010 lalu. Kepada BBC, mantan striker mereka Kevin Gallacher mengungkapkan kekesalannya terhadap Venky yang dipimpin oleh dua bersaudara Rao Balaji dan Rao Venkatesh.

“Itu (terdegradasinya Blackburn) membuktikan kalau mereka tidak mengerti sepakbola. Mereka tidak mengerti orang-orang Blackburn. Bila anda menjual aset terbaik anda karena urusan finansial maka anda menganggap bahwa diri anda tidak mengerti soal industri (sepakbola) ini. Buktinya mereka tidak cukup baik mempertahankan bisnisnya di sini dan inilah (degradasi) yang terjadi,” tutur Gallacher.

Sementara itu Venky yang menjadi tertuduh membuat pernyataan bahwa mereka merasakan kekecewaan yang sama seperti apa yang dirasakan para supporternya. Ia juga menganggap terdegradasinya Blackburn ke divisi tiga hanyalah sebuah pukulan sementara. Selain itu mereka juga masih mendukung Tony Mowbray sebagai manajer musim depan dan percaya bahwa klubnya bisa lebih kompetitif di musim depan.

Selain Blackburn Rovers, dua klub lain yang terdegradasi dari Championship Division adalah Rotherham United yang menempati posisi buncit serta Wigan Athletic yang di pertengahan musim sempat ditukangi eks manajer reserve United Warren Joyce.