Posisi kiper menjadi salah satu target utama bagi Manchester United untuk mendapatkan pemain baru pada musim depan. Pasalnya, kiper utama, David De Gea, sudah semakin dekat untuk hijrah ke klub raksasa Spanyol, Real Madrid.

Apalagi, kiper internasional Spanyol kelahiran Madrid itu juga sudah tak sabar lagi untuk pulang kampung. Makanya, manajemen tim Setan Merah pun sudah mulai menyusun daftar kiper yang menjadi incaran sebagai suksesor De Gea. Salah satu nama yang belakangan disebut-sebut tengah diburu oleh United adalah Jordan Pickford, kiper berusia 23 tahun.

Menariknya, catatan kiper berkebangsaan Inggris itu pada musim 2016/2017 ini tidaklah mentereng. Klub yang dibelanya pun, Sunderland, sudah dipastikan degradasi dari Premier League Inggris, meski masih menyisakan tiga laga lagi, karena saat ini mereka terdampar di dasar klasemen sementara.

Pickford sendiri juga sudah kebobolan 41 gol di liga dalam 26 penampilannya musim ini, dan total 43 gol dalam 29 penampilan di semua ajang termasuk tiga laga Piala Liga Inggris. Data statistik yang dikutip dari laman WhoScored itu jelas terbilang buruk jika dibanding kiper-kiper lainnya di Inggris.

Namun, ternyata United tetap berminat untuk merekrutnya. Bahkan, tidak hanya The Red Devils saja, sejumlah klub Premier League lainnya juga dikabarkan ingin mendapatkan tenaganya. The Daily Telegraph melaporkan bahwa Arsenal, Liverpool, Manchester City, dan West Ham United, selain juga United, tertarik untuk memboyong Pickford pada bursa transfer musim panas mendatang. Salah satu alasannya, kiper setinggi 1,85 meter itu telah menjalani musim yang produktif bersama Sunderland dengan menggeser posisi seniornya asal Italia, Vito Mannone di bawah mistar gawang timnya kini.

Padahal, sejak promosi dari tim akademi setelah menimba ilmu sejak 2002, Pickford lebih banyak ‘disekolahkan’ ke klub lain. Pada musim pertama karir profesionalnya di 2011/2012, kiper yang kini bernomor punggung ‘13’ itu dipinjamkan ke klub National League.

Setelah dua musim berlaga di kasta kelima Liga Inggris itu bersama dua klub berbeda, Pickford lalu menikmati kompetisi kasta keempat, League Two selama dua musim pula. Kemudian, pada 2014/2015 dia dipinjamkan ke klub League One, sebelum akhirnya mendapat kesempatan membela tim utama Sunderland musim lalu.

Sayangnya, pada musim 2015/2016 itu Pickford hanya sempat tampil di dua pertandingan Premier League, karena dia kembali dipinjamkan, saat itu ke klub Championship League. Barulah pada musim ini kiper kelahiran 7 Maret 1994 itu akhirnya dimainkan secara reguler di tim utama klub berjuluk The Black Cats itu.

Pengalamannya selama enam musim sejak berusia 17 tahun di berbagai klub dan mendapat banyak ‘jam terbang’, ternyata membuat Pickford bisa tampil lebih percaya diri di Premier League. Hasilnya, dia sempat mencatatkan namanya tiga kali sebagai man of the match di laga liga.

“Ada banyak hal untuk mengagumi kiper ini. Seringkali musim ini, dia memamerkan kelincahan yang luar biasa, mendapatkan tendangan-tendangan yang banyak kiper klub lainnya di Premier League gagal menjangkaunya. Selain itu, dia memperlihatkan kemampuan besar dalam mengatur areanya,” tulis Bleacher Report dalam laporannya.

Akun Twitter resmi @WhoScored juga mencatat Pickford melakukan penyelamatan terbanyak kedua di Premier League sejauh ini, yakni mencapai 115 kali, hanya kalah dari kiper Burnley, Tom Heaton yang melakukan 134 penyelamatan hingga pekan lalu.

Dengan semua catatan itu, maka tak salah jika banyak klub yang mengincar Pickford. Apalagi usianya juga masih cukup muda, dan dia juga pernah jadi bintang tim nasional Inggris U-21 dengan sebagai kiper utama. Express pun menyebut Everton sudah bersedia melepaskan dana sebesar 17 juta paun demi mendapatkan sang kiper. Lalu, muncul pula nama klub kecil, Stoke City yang disebut juga ingin meminang Pickford. Namun, klub-klub raksasa sekelas United, Liverpool, dan Arsenal tentu akan menawarkan dana yang jauh lebih banyak, seperti dikabarkan Metro bisa mencapai 25 juta paun.

Meski begitu, manajer Sunderland David Moyes berusaha menahannya. “Jika Jordan pergi ke klub lain dan tidak jadi kiper utama, itu tak baik untuknya karena mempengaruhi perkembangan karirnya. Anda bisa melihat yang dilakukannya dengan banyak penyelamatan. Dia luar biasa sejak pertama,” ungkap mantan pelatih United itu dilansir Metro.

“Jika saya adalah Jordan, saya tak akan melakukan itu. Saya ingin bermain secara teratur. Tapi Sunderland yang memegang kontrak, dan Jordan tak bisa pergi ke mana-mana kecuali kami memutuskan untuk membiarkannya terjadi,” pungkas Moyes lagi.