Beberapa perubahan perlu dilakukan untuk meraih trofi sebanyak-banyaknya di musim depan. Apa saja yang harus dilakukan Mou mulai saat ini?

Sejak Sir Alex Ferguson pensiun, Manchester United butuh waktu lama untuk kembali ke masa kejayaannya, bahkan lebih lama dari yang diperkirakan. Hadirnya David Moyes dulu diyakini akan menjadi satu solusi untuk semua masalah yang ada. Namun kenyataannya, mantan pelatih Everton ini tidak bisa bertahan bahkan untuk satu musim penuh.

Selanjutnya, Setan Merah menunjuk Louis van Gaal yang dipercaya memiliki level yang sama dengan Ferguson. Namun, di bawah kepemimpinan pelatih asal Belanda ini, United juga belum terlihat sebagaimana seharusnya, meskipun Van Gaal berhasil membawa satu Piala FA di akhir musim.

Awal musim lalu, Jose Mourinho datang dengan membawa harapan baru bagi penggawa The Red Devils mengingat pelatih sensasional ini dikenal dengan keajaibannya membawa tim yang diasuhnya ke ranah puncak semua kompetisi.

Pelatih berkebangsaan Portugal ini memang memiliki awal kepemimpinan yang sulit di Old Trafford dan bahkan tim yang diasuhnya sempat dibantai oleh mantan anak-anak buahnya di Chelsea dulu yang sekarang di asuh oleh Antonio Conte; pertandingan yang digelar di Stamford Brige ini berakhir dengan skor cukup besar, yakni 4-0.

Namun keadaan membaik. sejumlah pertandingan dimenangkan oleh United dan menjadi pesaing kuat dalam merebut trofi Premier League. Sayangnya, masalah seperti krisis cedera pemain membuatnya sulit menembus 4 besar liga tersebut. Namun, trofi Europa League yang terakhir dikoleksi kubu Old Trafford ini membuat mereka mendapat tempat di fase grup Liga Champions musim depan.

Jose Mourinho dan Manchester United mendapat banyak pelajaran berharga dari perjalanan mereka di musim 2016/2017. Hal ini akan dipergunakan mereka untuk mengungguli pesaing lain di berbagai kompetisi, khususnya Liga Premier dan Liga Champions. Kira-kira apa saja yang perlu dilakukan United di musim depan nanti untuk mengembalikan masa emasnya?

Perubahan taktik

Meskipun komposisi Manchester United sudah diisi dengan pemain-pemain bintang seperti Henrikh Mkhitaryan, Paul Pogba, Marcus Rashford, dan Anthony Martial, skuat asuhan The Special One ini terlihat cukup bergantung pada Zlatan Ibrahimovic untuk menyelesaikan serangan. Hal ini cukup bisa dibuktikan dengan krisis gol dan kemenangan yang diderita United saat Zlatan terkena cedera ligamen parah beberapa minggu menjelang akhir turnamen. Hal ini harus berubah di musim depan. Mou harus bisa membuat anak-anak asuhnya fleksibel saat berada di lapangan hijau.

Selain itu, lini pertahanan juga merupakan sesuatu yang menjadi fokus Jose Mourinho secara berlebihan. Dengan begini, Mou kurang menyadari bahwa mencetak banyak gol itu penting bagi persaingan mereka di semua kompetisi. Mou harus memberi porsi ideal di lini depan tanpa mengacuhkan lini belakang yang memang sudah bisa dipertanggungjawabkan.

Investasi para pemain baru

Paul Pogba diberi tanggung jawab yang sangat besar di kubu Manchester United, mungkin hal ini dikarenakan nilai transfernya yang cukup mencengangkan. Tekanan terlalu banyak berada pada pemain tersebut; alhasil, performa yang ditunjukkannya menjadi kurang maksimal.

Dalam jeda musim panas yang saat ini masih berlangsung, Manchester United harus mampu menunjuk satu pemain yang cocok dijadikan duet bagi gelandang asal Perancis tersebut. Mou bisa memilih pemain muda yang bisa mendengarkan Pogba dengan baik.

Begitu juga dengan nama-nama baru yang lain seperti Josh Harrop, Axel Tuanzebe dan lain-lain; mereka harus ambil bagian di dalam lapangan setidaknya di kompetisi-kompetisi sekunder atau menit-menit akhir pertandingan mudah di Premier League.

Fokus pada kemampuan, bukan posisi

Jika Manchester United gagal mendatangkan pemain pengganti Ibrahimovic seperti Antoine Griezmann, Romelu Lukaku, atau yang lainnya, mungkin hal ini bukan menjadi masalah besar. Pasalnya, nama-nama seperti Marcus Rasford dan Anthony Martial sudah bisa dijadikan andalan di lini depan. Terlebih lagi jika Mou berhasil mengembalikan performa Wayne Rooney, pemain 31 tahun ini akan menjadi momok besar bagi siapapun lawan United.

Yang menjadi masalah ialah bahwa Mou masih mengidamkan ujung tombak ideal yang bertubuh tinggi besar dan cepat. Hal ini membuat Mou belum sadar bahwa nama-nama tadi sebenarnya sangat berpotensi untuk menjadi mesin gol yang lebih baik. Selama ini, umpan hanya dipompa menuju Ibra yang berperan sebagai ujung tombak, padahal Rashford, Martial, dan Rooney, juga memiliki finishing yang cukup mumpuni.

Menurut Anda, apa lagi yang bisa dilakukan United untuk menjadi juara di musim depan?