Marcus Rashford mencetak gol pembuka Manchester United atas Chelsea saat pertandingan baru berusia tujuh menit. Gol tersebut sekaligus memudahkan United untuk menguasai jalannya pertandingan. Namun, banyak pihak yang mempertanyakan mengapa Rashford yang diturunkan ketimbang Zlatan Ibrahimovic. Untungnya, Rashford mampu menunaikan tugasnya dengan amat baik.

Nama Rashford berkibar di era pelatih Louis van Gaal. Sayangnya, di era Jose Mourinho kebintangannya meredup. Meskipun demikian, Mou masih memberikan kepercayaan lebih banyak kepada dirinya ketimbang kepada sang kapten, Wayne Rooney.

Di Premier League musim ini, pemain kelahiran Wythenshawe, Manchester, 31 Oktober 1997 tersebut, sudah mencatatkan 26 penampilan, dan 14 di antaranya sebagai starter. Bandingkan dengan Rooney yang hanya dimainkan dalam 19 laga di liga, dengan sembilan penampilan sejak menit pertama.

Penyerang lain, Anthony Martial pun hanya mencatatkan 17 penampilan di liga, dengan kesempatan starter di 12 laga. Namun sayangnya, Rashford belum mampu membayar penuh kepercayaan dari pelatih. Dari 50 penampilannya di semua kompetisi pada musim ini, ia baru mencetak 10 gol.

Catatan gol Rashford memang lebih baik ketimbang Martial. Namun, ia kalah rasio gol karena Martial baru bermain di 30 pertandingan. Dibandingkan dengan Rooney, Rashford pun cuma unggul sedikit, karena sang senior punya lima gol dari 31 penampilan musim ini. Bandingkan dengan performanya dalam musim debut 2015/2016 lalu. Penyerang bernomor punggung 19 itu mampu menyarangkan delapan gol dalam 18 penampilan di semua kompetisi, di mana lima golnya tercipta dalam 11 laga di Premier League. Tak salah jika Van Gaal menyukainya, dan kini Mourinho pun percaya padanya.

Buktinya, meski sempat tidak mencetak gol lagi di liga sejak Setember 2016 lalu, The Special One tetap memberi dukungan padanya. “Satu-satunya hal yang pantas dia dapatkan adalah dukungan, bukan yang lain. Dukung, tanpa kritikan, dukung. Dia bekerja, bekerja, bekerja. Dia selalu berusaha. Dia main lewat tengah, dia ke kiri, ke kanan. Dia berusaha, selalu berusaha,” ungkap Mourinho seperti dikutip dari Goal.

Pelatih asal Portugal itu pun membuktikan dukungannya, dengan memberikan kesempatan pada Rashford sebagai starter dan bermain penuh dalam empat laga terakhir United. Mourinho paham bahwa perjuangan para pemain muda untuk sampai ke puncak karir yang tertinggi memang tidaklah mudah. Namun, dia percaya bahwa Rashford adalah bakat muda yang fenomenal.

“Bocah itu putus asa. Itu tidak mengejutkan saya. Tahun kedua tak sebagus yang pertama. Mungkin suatu hari nanti saya akan mengetahui apakah itu juga pernah terjadi pada Ryan Giggs atau yang lain; mereka bersinar sejak remaja dan tahun berikutnya tidak sama. Namun bocah ini fenomenal, profesional luar biasa. Jadi tidak ada masalah. Saya bilang padanya, teruslah berusaha,” pungkasnya.

Tak hanya Mourinho, Giggs pun turut mendukung Rashford. Bahkan, legenda The Red Devils itu juga memberikan saran bagi jebolan akademi United tersebut. “Dia adalah ancaman, dia bertalenta. Ada satu hal yang akan saya katakan saat ini, karena dia tidak lagi mencetak gol, dia harus memadukan gayanya sedikit. Lebih banyak satu-dua, karena untuk saat ini dia memang mendapatkan bola dan bisa melewati lawan, itu berhasil, namun Anda tidak bisa melakukan itu setiap saat,” kata Giggs pula. Dia pun membocorkan teknik terbaik yang bisa dicoba Rashford agar bisa bermain lebih baik lagi.

“Terkadang Anda hanya perlu membuat bek lawan menebak. Lakukanlah kontrol, umpan, mundur sedikit dan kemudian berlari ke arah lawan. Jadilah seperti kucing dan tikus, dan teruslah membuat bek lawan menebak karena dia punya segalanya. Dia bisa berlari di belakang lawan, dengan dan tanpa bola,” tambah pemain yang tergabung dalam Class of ’92 bersama David Beckham, Paul Scholes dan Gary Neville itu.

Rashford tentu saja sangat beruntung. Karena dalam keadaan jatuh dan tertekan, ternyata masih banyak yang mendukung. Bahkan, termasuk pelatihnya dan legenda klub.

Catatan Rashford musim lalu memang lebih mentereng. Tak hanya mencetak gol dalam laga debut di tim senior dan debut di Premier League, dia juga membukukan beberapa rekor pada kesempatan pertamanya itu. Bahkan, juga ikut membobol gawang Manchester City dalam laga Derby Manchester yang pertama kali dijalaninya.

Di akhir musim, Rahsford pun juga meraih penghargaan runner-up Golden Boy 2016 atau pemain muda terbaik Eropa berkat aksinya di tim nasional Inggris. Namun, kini dia harus melupakan itu, dan mulai menatap karirnya ke depan dengan lebih baik dan optimistis.