Sejak dulu Manchester United dikenal selalu memiliki pencetak gol yang sangat handal. Bobby Charlton, Ruud Van Nistelrooy hingga Wayne Rooney adalah nama-nama bomber kelas wahid yang pernah mengisi kisah-kisah indah Manchester United. Dan salah satu raja gol lain yang pernah dipunyai Setan Merah adalah Denis Law.

George Law mungkin berada dalam posisi dilematis ketika menunggu istrinya Robina melahirkan. Di satu sisi dia senang karena akan mendapatkan bayi laki-laki yang lucu namun di sisi lain ia harus memikirkan biaya kehidupan anaknya tersebut karena ia hanyalah seorang nelayan. Kemiskinan menjadi faktor yang membuat anak kecil yang diberi nama Denis Law tersebut tetap bertelanjang kaki hingga usia 12 tahun.

Obsesi Denis terhadap sepakbola dimulai ketika ia menyisihkan uangnya untuk menonton tim kesayangannya Aberdeen hingga ia menjadi pemain andalannya di tim sekolah Powis Academy. Saat itu Law memilih Powis ketimbang Aberdeen Grammar School hanya karena di Grammar School tidak ada pelajaran sepakbola.

Pada musim 1954/1955 Law kemudian hijrah ke Huddersfield Town berkat saran dari pemandu bakat mereka Archie Beattie. Manajer Huddersfiel saat itu Andy Beattie mengaku terheran-heran melihat permainan Denis.

“Pemain itu (Denis Law) aneh. Tidak pernah saya melihat prospek sepakbola dari anak yang lemah, kecil dan berkacamata,” ujar Andy.

Klub berjuluk The Terriers tersebut tetap mengontrak Denis. Pihak klub kemudian membiayai pengobatan Law untuk menghilangkan penyakit juling di matanya. Setelah sembuh, Law langsung bermain baik di partai debutnya ketika melawan Notts County dalam FA Youth Cup 1956. Matt Busby yang tertarik dengan Law membuat ia menawar 10 ribu pounds yang kemudian ditolak oleh Bill Shankly manajer Hudersfield saat itu. Law justru hijrah ke Manchester City pada 1960.

Meski ia hijrah ke sisi biru Manchester namun Law mengaku sudah mengikuti kiprah United sejak remaja. Ia bahkan berada dalam kerumunan penonton dalam kemenangan di partai terakhir Busby Babes United di liga saat melawan Arsenal sebelum tragedi Munich.

Era 1960-an menjadi saksi kebesaran seorang Denis Law. Ia hijrah ke Torino pada 1962 dengan status pemain termahal di dunia. Namun sayangnya kariernya mandek bersama klub berjuluk Il Toro tersebut karena ia tidak mendapat perlakuan baik dan gaya permainan Italia yang lebih bertahan. Ia bahkan pernah terlibat kecelakaan mobil yang membuat karirnya mandek. Law akhirnya hijrah ke United pada 1962

Bersama United, Law kemudian meraih kesuksesan. Ia langsung mencetak gol dalam debutnya melawan West Brom dalam waktu tujuh menit. Ia pun kemudian membawa Setan Merah meraih Piala FA yang merupakan gelar pertama pasca Tragedi Munich. Di final, ia mencetak satu gol untuk membawa United menang 3-1 melawan Leicester.

Musim 1963/1964 Law membuat rekor dengan mencetak 46 gol dalam 42 pertandingan. Rekor yang sampai hari ini masih bertahan di buku sejarah United (Cristiano Ronaldo 2007/2008 hanya 41 gol). Rekor ini pula yang membawa Law menjadi pemain pertama United yang meraih gelar Ballon d’Or. Bersama George Best dan Bobby Charlton, Law membawa United kembali meraih gelar liga pertama pasca Tragedi Munich pada 1965.

Dougie Graham salah satu pemilik memorabilia Denis Law terbanyak mengatakan bahwa Law adalah orang yang mengubah persepakbolaan Inggris pada era 1960-an.

“Pada awal 1960-an sepakbola saat itu masih hitam dan putih. Dunia menjadi sangat monokrom. Namun kemudian Denis (Law) datang dan membuat dunia tiba-tiba saja menjadi serba berwarna, ” kata Dougie dikutip dari Inside United Maret 2010.

Saat itu Denis dikenal sebagai finisher yang ulung. Meski badannya terlihat kurus namun sundulan kepalanya sangat maut. Ia mampu berada jauh lebih tinggi dari sebagian besar pemain bertahan. Menariknya meski Law dapat meraih gelar pemain terbaik dunia namun dirinya tidak pernah mendapat gelar yang sama baik di Skotlandia maupun Britania Raya.

Setelah memberikan gelar liga kembali pada 1967, Law kemudian membawa United tampil di final Liga Champions pertama kalinya seapanjang sejarah pada 1968. Sayang Law tidak bisa ambil bagian dalam partai di Wembley tersebut karena menderita cidera lutut di semifinal. Ia pun harus melihat rekan-rekannya bertanding di rumah sakit. Pada pertandingan tersebut United mengalahkan Benfica dengan skor 4-1 dan menjadi kesebelasan Inggris pertama yang mampu meraih gelar Piala Champions.