Para pemain Chelsea setelah menang 4-0 atas Manchester United tahun lalu.

Pelatih anyar Manchester United, Jose Mourinho, dikenal sebagai sosok yang kerap kali mengeluarkan komentar pedas pada tim lawan. Biasanya aksinya tersebut dilakukan Mou untuk menurunkan mental lawan, baik pemain atau pun pelatihnya. Namun jelang laga melawan Chelsea di lanjutan Piala FA (14/3), justru Chelsea-lah yang lebih dulu melakukan psywar.

Uniknya, bukan pelatih maupun pemain Chelsea yang melakukan aksi penjatuhan mental, melainkan tim media klub asal London tersebut. Dilansir dari Telegraph.co.uk, Chelsea tertangkap basah mengejek performa United di Liga Primer dalam sebuah paragraf di artikel laman resmi web chelseafc.com.

Awalnya paragraf tersebut dimulai dengan pernyataan yang manis, memuji United yang hingga kini masih mempertahankan rekor tak terkalahkan. Namun selanjutnya, penulis artikel tersebut merangkai kalimat sindiran bagi United. Bisa dibilang kalimat tersebut mengandung nada satir, yang merupakan gaya bahasa untuk menyatakan sindiran, biasanya disampaikan dengan bentuk ironi.

“Performa tersebut (rekor tak terkalahkan United) telah membawa mereka dari peringkat enam ke peringkat enam,” sindir penulis tersebut.

Seakan belum cukup dengan satu kalimat ironi tersebut, pada kalimat selanjutnya penulis artikel menambahkan keterangan kekalahan terakhir yang diterima United. Apes, kekalahan tersebut ternyata diterima United dari Chelsea pada bulan Oktober tahun lalu, dengan skor 0-4.

“Kekalahan terakhir sudah tentu dialami mereka saat bertandang ke Stamford Bridge (kandang Chelsea). Dimana gol pembuka Pedro (29 detik setelah laga dimulai) masih menjadi gol tercepat di Liga Primer musim ini,” tutup paragraf sindiran tersebut.

Selain itu, penulis yang bertanggung jawab jua menambahkan rekor impresif Chelsea kala berhadapan dengan United. Dimana The Blues hanya menelan kekalahan satu kali dari total 12 laga.

Menurut Telegraph.co.uk, media resmi Chelsea FC memang sudah beberapa kali mendapat kritikan seputar gaya penulisan laporan pertandingan mereka. Dimana laporan tersebut dinilai Telegraph terlalu memihak kepada klub di saat sebenarnya Chelsea bermain buruk dalam pertandingan tersebut. Penilaian Telegraph diambil dari kebiasan penulis artikel Chelsea yang sering mengaitkan laporan pertandingan dengan teori konspirasi.

Sindir Mou, Conte: Psywar Tak Membawa Kemenangan

Aksi tim media Chelsea seperti yang sudah dijelaskan di atas, seakan menunjukkan tidak ada sinergi antara tim media dengan manajer Chelsea, Antonio Conte. Lantaran, dalam jumpa pers beberapa waktu lalu, eks bos Juventus tersebut mengatakan psywar tak akan membawa kemenangan bagi sebuah tim.

“Permainan pikiran (psywar) tak akan membawamu pada kemenangan. Hal paling penting adalah apa yang terjadi di lapangan. Sehingga hal utama adalah mempersiapkan tim di jalur yang benar, dengan kerjasama yang baik,” kata pelatih berusia 47 tahun tersebut.

Bagi pelatih kelahiran Lecce, Italia tersebut, justru pikiran harus diarahkan selalu kepada tim sendiri. Bukan fokus menjatuhkan mental lawan. Bahkan Conte yakin, tidak hanya dirinya yang meanggap psywar adalah angin berlalu, tetapi juga para pemain asuhannya.

‘Membicarakan sepakbola adalah membicarakan tim saya, lalu bagaimana membuat kemajuan di setiap pemain. Hal-hal inilah yang paling penting bagi saya dan para asisten pelatih lain. Begitu juga dengan pemain-pemain saya, mereka fokus pada pertandingan dan jua kemajuan pribadi mereka masing-masing,” tegas Conte.

Pernyatan-pernyataan di atas mungkin berangkat dari pengalaman Conte yang mendapat kritikan dari Mou di media massa beberapa waktu silam. Di saat United harus mengakui keperkasaan Chelsea, 4-0 Oktober lalu. Usai laga, seperti kita tahu, Mou mengatakan Conte sengaja mempermalukan dirinya di depan publik dengan melakukan selebrasi secara berlebihan.

“Kamu tidak melakukan selebreasi seperti itu di skor 4-0, kamu bisa lakukan itu saat 1-0. Kalau kamu melakukan sebaliknya, maka jelas kamu sengaja ingin mempermalukan kami (United),” kata Mou dalam jumpa pers usai laga tersebut.

Namun Conte membela dirinya dengan mengatakan bahwa itu adalah bentuk ekspresinya dalam mencintai sepakbola.

“Saya pikir, saya selalu menunjukkan sisi tersebut di tim manapun yang saya latih. Yaitu saya menjalani pertandingan dengan rasa cinta yang tinggi. Lagipula menurut saya aksi saya itu masih wajar.”

Ogah Dipermalukan Kedua Kali, United Datang Dengan Skuat Utama

Diketahui bahwa usai insiden jatuhnya harga diri Mou karena melihat selebrasi berlebihan Conte, kedua pelatih anyar tersebut tidak lagi berbicara. Mourinho pun terlihat lebih “anteng” jelang laga 14 Maret mendatang. Tidak ada komentar-komentar yang pedas meluncur dari mulutnya kepada tim lawan. Namun ada satu pernyataan Mou yang menunjukkan bahwa dirinya masih ingin membalas Conte di pertandingan nanti.

Dilansir dari Metro.co.uk, Mourinho menyatakan akan bermain dengan kekuatan penuh kala menjamu Chelsea. Meski, seperti kita tahu, 3 hari yang lalu United baru saja pulang dari Rusia, setelah bermain imbang dengan Rostov di Liga Europa.

“Saya tahu kita (United) butuh mengalahkan Rostov di Old Trafford untuk maju ke babak 8 besar, tapi kita tak bisa pergi dengan tim akademi ke Chelsea. Karena tahun lalu United adalah juara piala FA,” terang Mou.

Sumber : Telegraph.codotuk dan metro.co.uk