Selepas kepergian Sir Alex Ferguson dari Manchester United pada 2013 lalu, pemain asuhnya banyak yang menjadi korban untuk didepak dari skuat utama United, bahkan didepak dari tim. Salah satunya adalah Anderson Luís de Abreu Oliveira, atau yang akrab disapa Anderson.

Kisah perekrutan awal Anderson ke United terjadi pada 30 Mei 2007. Dan saat itu situs Manchester United mengonfirmasi bahwa pihak klub sudah menyetujui untuk mendatangkan Anderson dari Porto dengan biaya yang tidak diungkapkan. Namun, permohonan awal izin kerja untuk Anderson sempat ditolak karena ia tidak memiliki cukup penampilan di tim nasional.

Manchester United kemudian berpendapat bahwa hanya masa mudanya saja yang mencegahnya memperoleh lebih banyak penampilan di timnas, karena dengan bakatnya yang luar biasa saat itu, izin seharusnya bisa dilayangkan.

Lalu, pada tanggal 29 Juni 2007 akhirnya ia diberi izin kerja untuk bermain di Inggris, dan langkah tersebut selesai sampai tanggal 2 Juli. Kemudian Anderson menandatangani kontrak lima tahun untuk menjadi pemain Brasil kedua United setelah Kléberson. Biaya transfernya dari Porto adalah 30 juta euro, yang setara dengan sekitar 20 juta paun.

Debut di United

Debut penampilannya berseragam Setan Merah terjadi pada tanggal 1 September 2007 yang kemudian ia melakukan debut Liga Champions dua pekan setelahnya. Musim pertamannya itu sangatlah berarti. Bagaimana tidak? Pada musim itu United menobatkan diri menjadi juara Liga Champions dengan mengalahkan tim satu negaranya, Chelsea lewat adu penalti.

Anderson banyak melakukan penampilannya selama di bawah asuhan Ferguson, dari kisah bermain apik bersama Darren Fletcher dan Michael Carrick sampai duetnya yang bak benteng bersama Darron Gibson. Entah taktik apa yang di suguhkan Fergie untuk Anderson dan rekan pemain tengah lainnya saat itu, sihir magis dari para gelandangnya tersebut sangat begitu terasa ketika United menghadapi tim lawan entah itu kandang ataupun tandang.

Namun, selepas kepergian Sir Alex, peran Anderson di ini tengah mulai meredup. Kepercayaan manajer setelah Fergie seperti Moyes dan Van Gaal, lebih mempercayakan kemampuan pemain tengah lain ketimbang Anderson, ditambah lagi cederanya yang sering kambuh. Hal itu terbukti dari status Anderson yang bukan lagi bagian dari skuat 25 pemain yang terbang ke AS untuk tur pra-musim.

Di bawah Louis van Gaal

Di bawah manajer baru Louis van Gaal, Anderson kemudian diproyeksikan menggunakan jersey dengan nomor 28, karena Juan Mata telah mengambil nomor 8 saat penandatanganan kontrak pada bulan Januari 2014. Penampilan pertamanya musim itu mengalami kenangan pahit saat kalah 0-4 dari Milton Keynes Dons di Piala Liga, di mana ia bermain 90 menit penuh.

Kemudian setelah hal itu, Anderson hanya tampil dalam satu pertandingan untuk Manchester United, pada pertandingan melawan Burnley dengan hasil imbang 0-0 di Turf Moor. Anderson akhirnya dibuang dan hengkang dari Manchester United ke Internacional dengan status bebas transfer selama bursa transfer Januari.

Anderson kemudian mengungkapkan kepada publik bahwa badai cederalah yang menjadi faktor utama kehancuran kariernya di Old Trafford. Pernyataan itu muncul usai Anderson dipastikan meninggalkan MU dan bergabung dengan Internacional.

“Saya bermain selama delapan tahun untuk Manchester. Saya ingin mengucapkan terima kasih untuk klub karena dalam empat tahun pertama saya telah memenangkan segalanya. Liga Champions, Premier League dan Piala Dunia antarklub,” kata Anderson seperti dikutip dari The Guardian.

Lebih lanjut, Anderson juga menjelaskan awal mula kehancuran kariernya di MU. Cedera lutut yang menimpa pemain asal Brasil ini menjadi alasan meredupnya karier mantan pemain Porto itu.

“Saya memiliki cedera lutut dan kembali bermain ke lapangan terlalu cepat. Ini membuat lutut saya mengalami luka lagi,” jelasnya.

Walau demikian, gelandang asal Brasil itu mengaku dirinya selalu bersemangat membela Manchester United, klub yang ia anggap sebagai klub nomor satu dunia. Pemain yang masih berusia 29 tahun itu mengaku, meski sudah tak lagi membela MU, ia masih tetap cinta dan mendukung klub tersebut. Ia juga menyebut United sebagai klub terbaik di dunia.

“Ketika saya tiba di klub, semua pemain menerima saya. Mereka selalu bercanda dengan semua orang. Orang-orang di sana sangat baik. Sampai hari ini, saya bersemangat (mendukung) klub itu. Ini adalah klub nomor satu di dunia bagi saya,” serunya kepada ESPN Brasil.

“Tim kami, saya rasa pada waktu itu, ada Cristiano Ronaldo, Tevez, Rooney, Nani, Giggs, Ji-Sung Park, Scholes, Carrick, Ferdinand, Evra … mereka adalah pemain yang praktis sudah memiliki nama di sepak bola,” tuturnya.

“Jadi Ferguson berkata pada saya dan mengatakan saya harus banyak bersabar, bahwa saya tidak akan bermain di tahun pertama saya, saya akan menyesuaikan diri dengan sepakbola Inggris, karena bermain sepak bola di sana sangat sulit, karena beberapa pemain Brasil juga pernah bermain di sana.”

Setelah ia berseragam Internacional kejadian menggegerkan terjadi pada Anderson, ia sempat terlibat perkelahian. Ia melakukan keributan dengan rekan timnya sendiri, Willian, dalam sesi latihan Internacional. Entah apa penyebabnya, tiba-tiba kedua pemain sudah saling baku hantam, kejadian itu sempat terekam kamera dan akhirnya tersebar di internet.

Anderson yang sempat memperkuat FC Porto itu, dalam tayangan video terlihat memukul wajah rekan setimnya. Tidak terima, Willian yang dengan mulut mengeluarkan darah berusaha menyerang balik. Untungnya para pemain lain dan pelatih bertindak sigap. Mereka melerai perkelahian tersebut dan coba menenangkan Anderson dan Willian, seperti diberitakan oleh The Sun. Setelah kejadian tersebut, keduanya lalu diminta keluar lapangan agar tidak mengganggu konsentrasi. Diyakini baik Anderson maupun Willian dijatuhi sanksi oleh timnya.

Kepergiannya ke Internacional, membuat Anderson bak ditelan bumi. Kabar tentang dirinya seperti jauh dari publik setelah di buang ke Brazil, walaupun ia sudah melakoni banyak pertandingan dan membantu mendedikasikan gelar untuk klub sebesar Manchester United.