Setelah musim lalu Liga Primer Inggris dikejutkan dengan keluarnya Leicester City sebagai juara, tim yang hanya berjuang untuk bertahan di Liga Primer pada musim sebelumnya, musim ini gelar Liga Primer kembali diperebutkan oleh tim-tim raksasa tanah Britania. Musim lalu, menurunnya performa tim-tim seperti Chelsea, Manchester City, dan Manchester United, tak dapat dipungkiri sebagai salah satu faktor yang membuat The Foxes berhasil menjuarai Liga Primer.

Musim ini, pergantian manajer banyak terjadi dan situasinya berubah sangat banyak. Chelsea menjadi calon kuat juara liga dengan konsistensinya sepanjang musim. Kondisi ini sontak membuat perebutan gelar juara Liga Primer tidak terlalu seru. Namun bukan berarti Liga Primer kehilangan daya tariknya. Perebutan tiket Liga Champions tampaknya menjadi panggung utama dari liga paling kompetitif di dunia ini. Koefisien yang masih baik membuat Liga Primer memiliki jatah empat tim untuk berkesempatan tampil di kompetisi klub tertinggi di Eropa itu.

Hingga pekan ke-32, tim yang duduk di peringkat dua hingga enam silih berganti. Arsenal yang semula masih aman-aman saja di empat besar, kemudian anjlok hingga posisi enam karena penurunan performa yang cukup mengejutkan. Manchester United sendiri mulai merangkak naik ke posisi lima. Sementara itu, peringkat dua hingga empat diisi bergantian oleh Tottenham Hotspur, Manchester City, dan Liverpool.

Tapi, tim-tim yang mati-matian mengejar Liga Champions itu bisa saja dikejutkan dengan sebuah kondisi yang membuat tiket Liga Champions hanya ada untuk tiga peringkat teratas. Apakah kondisi tersebut? Ya, kondisi tersebut terjadi ketika Leicester menjuarai Liga Champions dan Manchester United menjuarai Europa League karena regulasinya adalah pemenang kompetisi Eropa itu berhak atas tiket otomatis ke Liga Champions, berapapun peringkat mereka di kompetisi liga.

Leicester kini berada di perempat final Liga Champions menghadapi Atletico Madrid. Meski harus menelan kekalahan satu gol tanpa balas di Vicente Calderon, Jamie Vardy dkk., masih berpeluang untuk membalikan keadaan pada leg kedua, sama seperti yang mereka lakukan terhadap Sevilla.

Sebenarnya, jika berhasil menembus semifinal pun Leicester akan diadang oleh klub-klub yang di atas kertas lebih berkualitas dibanding mereka. Tapi siapa yang bisa memastikan Leicester tidak akan keluar sebagai kampiun Liga Champions?

Sementara itu, United sendiri memiliki peluang besar untuk menjuarai Europa League mengingat lawan-lawan yang tersisa tidak terlalu berat. Apalagi, Jose Mourinho mengungkapkan bahwa ia lebih memiliih untuk menjuarai Europa League ketimbang finis di empat besar. Karena itu, peluang United untuk mendapatkan trofi Europa League pertamanya itu cukup besar.

Jadi, skenario tersebut akan muncul jika Leicester dan United finis diluar empat besar dan menjuarai kompetisi Eropa yang diikuti. Maka bersiap-siaplah siapapun yang finis di peringkat keempat untuk mengikhlaskan tiket Liga Champions yang seharusnya didapatkan. Meski kemungkinannya kecil, namun bukan tidak mungkin sepakbola bisa sekejam itu.