Para penggemar Manchester United pasti tak asing dengan nama Wes Brown. Dia merupakan salah seorang bek jebolan akademi Setan Merah di era akhir 1990-an. Dia sudah menandatangani kontrak profesional dengan United saat masih berusia 17 tahun pada 4 November 1996, setelah meraih kesuksesan bersama tim junior dan tim cadangan sejak bergabung lima tahun sebelumnya.

Makanya tak heran jika Brown berhasil meraih dua Jimmy Murphy Awards atau pemain muda terbaik akademi United, pemain kedua yang mampu meraih penghargaan itu untuk kedua kalinya setelah Ryan Giggs.

Brown memang baru mendapat kesempatan menjalani debut di tim utama pada musim berikutnya 1997/1998. Namun, pada musim berikutnya dia sudah tergabung dalam tim The Red Devils yang sukses meraih treble winners dengan menjuarai trofi Premier League Inggris, Piala FA dan Liga Champions.

Pemain kelahiran Longsight, Manchester, 13 Oktober 1979 itu mencatatkan beberapa penampilan, baik pada posisi aslinya sebagai centre back, dan juga sebagai bek kanan. Sayangnya, Brown gagal melanjutkan tren positif itu pada musim 1999/2000 karena mengalami cedera parah.

Namun, pemilik nomor punggung ‘6’ semasa masih membela United itu berhasil bangkit pada musim berikutnya. Gelombang pujian pun datang padanya, termasuk dari sang manajer legendaris Sir Alex Ferguson yang ketika itu masih menukangi tim Setan Merah, dengan menyebut Brown sebagai bek United yang paling berbakat pada saat itu.. Bahkan, pelatih berkebangsaan Skotlandia itu menyebut Brown sebagai bek tengah terbaik yang pernah dimiliki United selama bertahun-tahun; tentu sepanjang karir kepelatihannya, dan tak terbantahkan.

Pada musim itu pula, Brown berhasil menambah prestasi individu dengan masuk dalam tim terbaik Premier League musim 2000/2001. Selain itu, ada banyak gelar yang sempat dicicipinya saat masih berseragam merah khas The Red Devils.

Setidaknya 14 trofi turut dipersembahkannya bagi United. Sayang, masalah cedera beberapa kali menghambat karirnya di Theatre of Dreams. Sepanjang 15 tahun karir profesionalnya bersama Setan Merah, hanya pada musim 2007/2008 dia mencatatkan penampilan terbanyak dalam 36 pertandingan di liga, dan total 52 penampilan di semua kompetisi.

Setelah enam musim kepergiannya dari Old Trafford, tepatnya pada musim panas 2011 atau tiga tahun sebelum Sir Alex pensiun dari United, kini nasib Brown malah berakhir menyedihkan. Meski sudah hampir memasuki usia kepala empat; pada tahun 2017 ini dia akan genap berusia 38 tahun, Brown memang belum berpikir untuk segera gantung sepatu. Dia sepertinya masih ingin menjalani musim yang ke-22 dalam karir profesionalnya sebagai pesepakbola. Namun sayang, hingga saat ini Brown belum juga memiliki klub, setelah dilepas Blackburn Rovers pada akhir musim 2016/2017 lalu.

Alhasil, dia pun terpaksa menjalani pramusim dengan berlatih bersama klub divisi kelima Inggris, Macclesfield Town, demi menjaga kondisi fisiknya untuk menghadapi musim baru. Tak hanya ia sendiri, ada beberapa pemain veteran lain yang ikut bersamanya, seperti kiper Shay Given dan bek Alex Bruce. Meski begitu, Brown tetap bersyukur.

“Saya tak terikat dengan siapa pun. Saya kenal manajer dan asisten di Macclesfield, dan mereka bilang kepada saya, ‘Datang ke sini jika Anda tak melakukan apa pun dan berlatihlah’. Jadi itu brilian untuk saya,” ceritanya dilansir Manchester Evening News.

Musim lalu Brown membela Blackburn di Divisi Championship, kompetisi tingkat kedua di sepakbola Inggris. Sayang, dia hanya mencatatkan lima penampilan di liga, meski turut menyumbang satu gol. Sebelumnya, pemain bertinggi badan 1,85 meter itu memperkuat Sunderland selama lima musim, setelah meninggalkan United pada 2011. Brown sempat jadi andalan klub berjuluk The Black Cats itu, dan bahkan dipercaya jadi wakil kapten tim, meski di musim kedua cederanya kembali kambuh. Pada akhir musim 2015/2016, Sunderland melepas Brown karena masalah cedera kambuhan itu.

Sekarang, kejayaan pemain yang pernah menjabat kapten United dalam beberapa pertandingan dan pemegang 23 caps dengan satu gol bersama tim nasional Inggris selama periode 1999-2010 itu pun sudah berlalu.

Meski masih berharap bisa tetap berkarir di lapangan hijau, sepertinya Brown harus sudah mulai berpikir mencoba profesi lain tapi tetap di dunia sepakbola; mungkin seperti menjajaki pentuntungan sebagai pelatih. Apalagi, dia juga sudah memiliki modal untuk itu. Ketika bergabung di Blackburn musim lalu, dia sempat dipercaya masuk dalam jajaran coaching staff. Bagaimana Brown?

Editor: Frasetya Vady Aditya