Jika kita menyebut pahlawan yang membawa United menjadi juara Liga Champions 1968 maka nama-nama yang sering muncul adalah Bobby Charlton, Dennis Law, George Best, Stepney, Crerand, Stiles, atau sang kapten, Bill Foulkes. Tapi apakah ada yang pernah menyebut nama Tony Dunne? Jasa kakek yang pada 24 Juli ini akan berusia 76 tahun ini kerap dilupakan meski dia juga menjadi sosok sentral dalam kemenangan 4-1 atas Benfica tersebut.

Musim Pertama yang Tidak Istimewa

Dunne adalah pilihan pertama dari Sir Matt Busby ketika ia membangun skuadnya pasca tragedi Munich. Ketika itu ia tampil baik untuk klub Irlandia, Shelbourne dan membawa klub itu juara piala Irlandia pada 1960. Dana 5000 pounds saat itu dikeluarkan untuk Tony Dunne yang masih berusia 19 tahun.

Pemain kelahiran Dublin ini mendapatkan debutnya pada 15 Oktober 1960 saat United takluk dari Burnley 5-3. Namun musim pertama Tony Dunne di kota Manchester tidak berjalan sesuai dengan apa yang dia inginkan. Ia hanya turun tiga kali di musim dimana United finis di posisi ketujuh karena kalah bersaing dengan Noel Cantwell.

Berkah kemudian hadir bagi Tony Dunne di musim keduanya. Cedera yang didapat Cantwell membuat Dunne naik menjadi bek kiri utama United. Ia turun di hampir semua laga United meski di akhir musim posisi setan merah jeblok ke urutan ke-15.

Musim berikutnya, Dunne membawa Iblis Merah meraih meraih piala pertamanya pasca tragedi Munich setelah mengalahkan Leicester City di final piala FA. Ia kemudian turun di semua pertandingan United dalam keberhasilan mereka juara liga pada 1965.

Butuh enam tahun bagi Dunne untuk bisa mencetak gol pertamanya berseragam United. Dalam laga menghadapi WBA pada bulan Mei 1966, Dunne mencetak satu gol dalam laga yang berakhir imbang 3-3. Ia butuh sekitar 19 bulan untuk membuat gol keduanya ketika United kembali bermain imbang kali ini 2-2 melawan Newcastle United.

Bek Sayap yang Serba Bisa

Salah satu kelebihan Dunne adalah meski berposisi natural sebagai bek kiri. Namun ia juga bisa bermain sebagai bek sayap kanan. Untuk itu, ia menjadikan kecepatan sebagai senjata andalannya. Hal ini juga yang kemudian menjadi senjata utama Sir Matt Busby dalam keberhasilannya menjuarai Piala Champions Eropa 1968.

Saat itu United kehilangan Francis Burns karena menjalani operasi di kakinya. Burns sendiri merupakan andalan utama Busby di posisi bek kanan. Kehilangan Burns membuat Busby hanya memiliki seorang Shay Brennan yang sebenarnya bukanlah pilihan utama. Akan tetapi berkat cepatnya pergerakan Tony Dunne, ia mampu mengisi celah yang ditinggalkan oleh Brennan apabila ia naik membantu serangan.

“Tony pemain belakang tercepat yang pernah saya lihat. Ia mampu menjaga lawannya dengan baik. Dan ketika para jurnalis menanyakan sosok Tony, maka saya akan menjawab dialah yang terbaik di Eropa selama bertahun-tahun. Dia jenius, dan mampu membuat pemain lawan seolah-olah berada di sakunya,” tutur Sir Bobby Charlton dalam autobiografinya.

Menurun Karena Mundurnya Busby

Jika pada 2013 lalu, performa beberapa pemain Setan Merah menurun pasca mundurnya Fergie. Hal yang sama juga pernah terjadi kepada Tony Dunne. Ketika Sir Matt Busby memutuskan mundur pada 1969, penampilan Dunne tiba-tiba anjlok. Meski masih bisa mengumpulkan minimal 30 laga per musimnya, akan tetapi kecepatan Dunne sudah tidak pernah terlihat lagi. Puncaknya adalah ketika ia hanya bermain 27 kali di musim 1972/1973.

Musim panas 1973, Dunne kemudian mengakhiri 12 musim di Manchester dengan hijrah ke Bolton Wanderers. Sempat enam musim bersama The Trotters, Tony Dunne kemudian mengakhiri karir sepakbolanya di klub Amerika Serikat, Detroit Express pada 1979.

Selama membela Manchester United pada 1960-1973, pemilik 33 caps timnas Irlandia ini mengoleksi 530 penampilan. Namanya berada di urutan kedelapan dalam jajaran pengumpul jumlah tampil terbanyak bersama United. Catatannya hanya kalah dari Ryan Giggs, Bobby Charlton, Paul Scholes, Bill fooulkes, Gary Neville, Wayne Rooney, dan Alex Stepney. Dan meski namanya tidak terlalu terkenal, namun Dunne bisa dibilang sebagai bek kiri terbaik pertama yang pernah dimiliki United.

Editor: Frasetya Vady Aditya