Matt Busby adalah legenda, ikon, dan nama yang tak akan pernah hilang di Manchester United. Jika mempertanyakan buktinya, sepertinya buku tebal saja tidak akan cukup untuk menceritakan semua kisahnya bersama United. Tapi bisa dibayangkan, legenda seperti apa yang namanya diberi gelar ‘sir’, menjadi nama jalan di Old Trafford dan juga nama tribun, replika tubuhnya dijadikan patung di depan stadion kebanggaan fans United. Itulah Itulah Alexander Matthew Busby, pria yang genap berumur 108 tahun pada 26 Mei silam jika ajal tidak menemuinya pada 20 Januari 1994.

Seperti yang diketahui, Matt Busby menjadi legenda United bukan sebagai pemain, melainkan sebagai pelatih. Ia menjabat sebagai manajer United selama 24 tahun yang membuatnya menjadi pelatih terlama United sebelum Sir Alex Ferguson memecahkan rekor tersebut pada 2010 silam. Secara raihan trofi, Busby memang tidak terlalu impresif. Ia hanya meraih 13 gelar. Namun, cerita-cerita bagaimana ia berhasil membuat United menjadi tim kuat baik itu sebelum mau pun sesudah tragedi Munich.

Jika melirik karirnya sebagai pemain, mungkin cukup mengejutkan fans United yang belum mengetahuinya. Ia menghabiskan semua karirnya untuk dua klub rival United, Manchester City dan Liverpool selama 13 tahun karirnya sebagai pemain.

Jauh sebelum itu, Busby lahir dari ayah seorang pekerja di pertambangan. Ia lahir di sebuah kota pertambangan yang bernama Orbiston, Bellshill, North Lanarkshire, Skotlandia. Ketika ia berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia ketika dipanggil untuk mengabdi kepada Skotlandia. Ayahnya terkena peluru dari seorang penembak jitu pada Perang Dunia I. Tiga pamannya juga menjadi korban perang. Ibu Busby akhirnya harus membesarkan Busby dan tiga saudara perempuannya sendiri sebelum akhirnya ia menikah kembali dua tahun setelah ayah Bubsy meninggal.

Busby menghabiskan masa mudanya untuk bekerja di pertambangan. Namun ia juga menjadi pemain sepakbola untuk tim lokal Denny Hibs. Tak lama setelah itu, ia dikontrak oleh Manchester City ketika berusia 18 tahun dengan gaji lima paun per pekan pada 11 Februari 1928. Busby harus menunggu hingga 18 bulan untuk menjalani debut sebelum ia menjalani laga pertamanya saat City menghadapi Middlesbrough. Ia menjalani 11 laga pada musim 1929-1930 itu. Busby berposisi sebagai inside forward dengan catatan lima gol.

Musim berikutnya, manajer City Peter Hodge memutuskan untuk merubah posisi Busby menjadi seorang half back, seperti Sergio Busquets di sepakbola masa kini. Busby berubah menjadi pemain yang jenius dan pengumpan yang hebat di posisi barunya. Ia mencatatkan 21 penampilan pada musim itu.

Di akhir musim, Busby hampir saja hengkang ke United. Namun United tidak menyanggupi banderol Busby sebesar 150 paun. Musim 1931-1932, Busby menjadi andalan City dengan hanya tidak bermain sekali di sepanjang musim. Ia juga berhasil membawa City melaju hingga semi final Piala FA. Musim selanjutnya, City lolos ke babak final, namun mereka baru bisa juara pada musim setelahnya lagi.

Setelah mencatatkan 229 pertandingan dan 14 gol dalam delapan musim bersama The Citizens, ia hengkang ke Liverpool dengan mahar delapan ribu paun pada Maret 1936 yang disebabkan salah satunya adalah nomor punggungnya diserahkan ke Jack Percival.

Bersama Liverpool, Busby menjadi andalan dan mendapat nomor empat kembali. Bahkan ia sempat menjabat sebagai kapten The Reds. Namun karirnya berakhir ketika Perang Dunia II. Seperti pemain Liverpool pada umumnya, Busby juga bergabung dengan Resimen Liverpool setelah mencatatkan 122 penampilan bersama Liverpool.

Karir sebagai seorang pemain dari seorang Matt Busby memang tidak banyak mengukir prestasi. Namun periode tersebut adalah awalan bagi Busby untuk memulai karir sepakbola sesungguhnya sebagai seorang pelatih United.