Saat dimasukkan ke dalam daftar pemain yang akan dijual, manajer Middlesbrough kala itu, Bryan Robson, langsung memberikan tawaran untuk Andrei Kanchelskis. Robson mesti bersaing dengan Liverpool yang kabarnya tertarik untuk menggunakan jasa Andrei.

Namun, pada akhirnya, Andrei dilepas ke Everton pada awal musim 1995/1996 dengan biaya lima juta paun. Manajer Everton kala itu, Joe Royle, menjadikannya sebagai pemain dengan biaya transfer terbesar untuk Everton pada saat itu.

Musim pertamanya dengan klub Merseyside itu terlihat cukup menawan. Andrei mencetak 16 gol untuk Everton. Ia lantas dengan cepat memperoleh kepercayaan dan harapan lebih dari para fans Everton, terutama setelah dua gol melawan rival sekota, Liverpool, di Anfield dan penampilannya itu membantu klub menyelesaikan kompetisi dengan finis di urutan keenam, finis di urutan terbaik Everton sejak tahun 1988, meskipun hal itu tidak cukup untuk mengamankan tempat di UEFA Cup.

Namun Kanchelskis hanya dua musim saja berseragam Everton. Ia kemudian menandatangani kontrak tiga tahun dengan Fiorentina dengan biaya transfer 15 juta euro. Debutnya di Serie A tidak berjalan dengan mulus. Pada matchday ketiga di musim 1997/1998, Kanchelskis menderita cedera pergelangan kaki setelah mendapat sebuah tekel keras dari bek Internazionale, Taribo West, yang kemudian dihukum hanya dengan kartu kuning.

Lalu mimpi buruk Kanchelskis kembali terjadi pada saat kembali beraksi setelah 40 hari cedera di kualifikasi Piala Dunia tahun 1998. Saat itu Rusia menghadapi Italia di Moskow. Kanchelskis bertabrakan dengan Gianluca Pagliuca dan menderita patah tulang dalam di lututnya. Ia pun absen hingga akhir musim setelah hanya memberikan kontribusi 17 penampilan dan persembahan dua golnya untuk Fiorentina.

Setelah berjuang untuk sembuh dari cedera, ia kembali melanjutkan petualangannya di dunia sepakbola. Namun bukan di Italia, karena Fiorentina akhirnya mengakhiri kiprahnya di Serie A dengan menjualnya ke Rangers semusim berselang. Visi bermain ala Rusianya itu membuahkan hasli karena ia mampu mencetak gol pada Derby Glasgow di Skotlandia.

Namun Rangers mengembalikannya bermain di Premier League dengan meminjamkan Kanchelskis ke Manchester City di tahun 2001, yang kemudian di jual ke Southampton satu tahun berselang (2002).

Setelah meninggalkan klub terakhirnya, Krylia Sovetov, ia pergi tanpa kontrak dari klub manapun dan meskipun mengekspresikan minat untuk melanjutkan bermain sepakbola, Kanchelskis akhirnya pensiun pada tanggal 12 Februari 2007, dan kemudian melanjutkan karirnya di dunia kepelatihan. Di tahun yang sama, ia ditunjuk sebagai direktur olahraga klub dari Rusia, Nosta Novotroitsk.

Jika menyebut Arshavin sebagai pemain Rusia yang paling dikenal di Premier League, mungkin hal tersebut akan menjadi sesuatu yang “kalah telak” jika dibandingkan dengan kiprah sang Legenda Rusia, Kanchelskis. Teknik permainannya yang disebut-sebut sebagai pembunuh bek sayap lawan, menjadikan Kanchelskis sebagai pemain terbaik Rusia yang pernah bermain di Premier League.

Selama berkarir di dunia sepakbola, ia sudah tampil sebanyak 397 penampilan dan mencetak 72 gol, sebuah catatan yang spesial bagi seorang penyerang sayap, dan hal itu menobatkannya menjadi salah satu legenda terbaik sepakbola Rusia.

Editor: Frasetya Vady Aditya