Manchester United hanya bermain imbang 1-1 saat melawat ke markas klub Rusia FC Rostov dalam leg pertama babak 16 besar Liga Europa, Jumat (10/3/2017) dini hari WIB tadi.

Skuat Setan Merah terbang ke Rostov Oblast di wilayah distrik federal bagian selatan Rusia sejak Selasa (7/3/2017), dengan menempuh perjalanan panjang hampir 2.000 mil. Pelatih Jose Mourinho sendiri membawa kekuatan penuh, kecuali Wayne Rooney, Bastian Schweinsteiger, dan Luke Shaw, serta Eric Baily, yang harus menjalani hukuman bertanding akibat akumulasi kartu kuning, demi target mereka untuk meraih kemenangan.

Menghadapi United yang notabene merupakan salah satu klub besar di Eropa, bahkan dunia, Rostov pun sadar diri dengan level mereka. Sang pelatih, Ivan Daniliants, malah mengaku merasa terhormat dan bangga bisa bertemu dengan The Red Devils dalam pertandingan penting ini. Namun, dia sendiri menyadari bahwa United berada di level yang berbeda dengan tim yang ditukanginya. Oleh karena itu, juru taktik berusia 64 tahun itu pun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan fisik dan mental para pemain, sebelum mereka menghadapi tamunya di Stadion Olimp-2 malam tadi.

“Kami sudah menetapkan prioritas. Kami mempersiapkan diri menghadapi pertandingan ini, yang mempertemukan kami dengan tim di level lebih tinggi. Untuk pertemuan nanti, kami tidak boleh terlalu percaya diri. Kami akan menghadapi tim dari Inggris, dan mereka ada di level lain. Melawan mereka adalah sebuah kehormatan dan jadi kebangaan tersendiri, dan untuk hal ini dibutuhkan kemampuan dan tanggung jawab. Kami harap bisa berada dalam kondisi fisik dan mental yang optimal untuk pertandingan nanti,” ungkap Daniliants dikutip dari laman resmi klub FC-Rostov.ru.

Pelatih yang pernah menangani klub Rusia lainnya, Rubin Kazan, dan pernah pula menghadapi eks klub Mourinho, Inter Milan itu pun juga menyadari bahwa semua pemain United punya kemampuan di atas rata-rata pemainnya. Termasuk pula bintang anyar Setan Merah Henrikh Mkhitaryan, yang berasal dari Armenia, salah satu negara pecahan Uni Soviet sebelum kini menjadi Rusia. Pelatih asal Turkmenistan; juga bekas wilayah Uni Soviet sehingga dia menyebut Micki sebagai rekan setanah air itu, memastikan anak-anak asuhnya akan bermain disiplin untuk menjaga pergerakan sang winger.

“Sungguh menyenangkan kompatriot saya bermain di klub hebat seperti United. Namun dia jangan diberi kesempatan (mencetak gol). Di tim United, semua pemain berbahaya. Ngomong-ngomong,  di tribun besok akan ada banyak orang Armenia yang di satu sisi ingin mendukung Micki, tapi di sisi lain berharap Rostov menang. Salah satu fans tersebut bahkan telah mendatangi saya di bandara, dan mengatakan bahwa dia ingin berteriak pada Micki agar ‘jangan mencetak gol!’ (ke gawang Rostov),” ujar Daniliants dilansir Goal, sambil menambahkan bahwa semua pemain United harus diwaspadai.

Tak hanya soal kekuatan tim, dalam hal sarana pendukung terutama lapangan untuk pertandingan nanti pun Rostov juga kalah dari United. Kondisi rumput di Stadion Olimp-2, markas klub berjuluk Selmashi itu memang jauh dari kata bagus. Bahkan, manajer The Red Devils sempat menyampaikan protes kepada UEFA terkait kondisi lapangan tersebut. Mourinho khawatir dengan potensi cedera yang bisa dialami oleh para pemainnya, jika dipaksakan tampil di lapangan yang tak layak tersebut. Makanya, dia menyebut keputusan starting line-up timnya bisa dipengaruhi oleh kondisi lapangan.

“Bagi saya, ini sulit dipercaya. Kami akan bermain di lapangan itu, jika memang Anda bisa menyebut itu sebagai lapangan. Saya harus memikirkan banyak hal, karena saya berharap lapangan yang lebih layak untuk bermain,” ungkap pelatih 54 tahun asal Portugal itu pula dilansir oleh Goal Internasional. Hal yang sama juga disampaikan oleh bek Setan Merah, Daley Blind saat mendampingi Mourinho di konferensi pers sebelum pertandingan di Rusia. “Saya sudah mencoba lapangannya dan, jujur saja itu bukan yang terbaik,” tambah pemain 26 tahun asal Belanda itu pula, masih dikutip dari Goal.

Namun sebaliknya bagi Daniliants, kondisi lapangan itu malah menjadi keuntungan bagi mereka. Dia memang memperingatkan United  soal hal tersebut, yang dapat mendatangkan masalah bagi setiap tim tamu. “Lapangannya sama untuk semua tim, namun itu tetap menjadi masalah. Di final Piala Liga Inggris (melawan Southampton di Stadion Wembley, Inggris pada Minggu [26/2/2017] lalu), United bermain di lapangan yang ideal, itu seperti karpet. Tapi ketika mereka datang ke sini, mereka akan terkejut,” pungkas Daniliants. Apakah skuat The Red Devils bisa menghadapi kondisi terburuk ini?