Jose Mourinho sukses membawa Manchester United meraih trofi EFL Cup atau Piala Liga Inggris usai menundukan perlawanan sengit Southampton dengan skor 3-2. Pada pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Wembley itu, United mampu unggul dua gol terlebih dahulu lewat Zlatan Ibrahimovich dan Jesse Lingard sebelum Manolo Gabbiadini mencetak brace dan membuat skor imbang. Zlatan keluar sebagai pahlawan setelah golnya di menit ke-87 membuat United unggul dan keluar sebagai kampiun EFL Cup atau Piala Liga Inggris.

Selain berhasil menjadi manajer pertama United yang mampu meraih trofi di musim debutnya, Mourinho juga menyamai pencapaian Brian Clough dan Sir Alex Ferguson sebagai manajer tersukses dalam kompetisi Piala Liga Inggris yang sempat berubah-ubah namanya. Clough dan Ferguson sama-sama mengoleksi empat trofi. Mourinho pun kini mencapai angka serupa setelah tiga kali membawa Chelsea menjuarai Piala Liga Inggris.

United tidak memenangi final dengan mudah. The Saints di bawah asuhan Claude Puel mampu memberikan perlawanan berat. Bahkan Gabbiadini berhasil mencetak gol ketika skor masih 0-0, namun hakim garis menganggap gol tersebut offside. Mourinho sendiri menugnkapkan bahwa Southampton memang menyulitkan United.

“Saya ingin memberikan pujian kepada Southampton. Kami memang mendapatkan gelarnya, namun kami harusnya bermain hingga babak tambahan waktu,” ujar Mourinho.

“Ini tidak mudah untuk memenangkan gelar dan berulang kali. Ini tidak mudah untuk mengatasi tekanan yang selalu saya dapatkan selama berkarier. Ini adalah pertandingan di mana saya merasa kesulitann tambahnya.”

Salah satu kesulitan yang harus ia hadapi adalah perihal fisik pemain. United cukup kelelahan setelah bertanding tiga kali dalam 15 hari terakhir. Sementara itu, Southampton justru memiliki waktu istirahat pada periode itu.

“Saya bisa merasakan perbedaan kebugaran antara tim yang satu dan lainnya. Saya pikir jika pertandingan ini dilanjutkan sampai tambahan waktu, kami akan berada dalam masalah. Jadi saya harus menjaga kekompakan tim ini dan mencoba memberi stabilitas karena ‘bahan bakar’ ada di kaki mereka, bukan di kami.”

United memang patut berterima kasih kepada Ibra yang mencetak gol kemenangan pada akhir laga. Gol tersebut membuktikan banyak pihak bahwa Ibra masih mampu bermain di level tertinggi. Mourinho juga memuji penampilan Ibra.

“Zlatan memenangkan duel ini untuk kami. Dia tampil luar biasa. Saya melihat performa serupa pada (Paul) Pogba. Namun dia luar biasa. Mereka pantas melaju sampai babak tambahan waktu karena mereka tampil lebih baik untuk periode yang lama di pertandingan, namun dia (Zlatan) menghadirkan perbedaan dan memberi kami trofi ini.”

Zlatan sendiri merasa senang dapat membantu United kembali merengkuh trofi, yang juga menambah koleksi trofinya. Striker asal Swedia itu puas dengan keputusannya untuk mengambil tantangan bermain di Inggris ketika umurnya sudah menginjak 35 tahun.

“Sebelum saya datang ke Inggris, saya bisa saja bersantai dan merasa puas dengan apa yang saya raih. Namun inilah saya, saya belum merasa puas, saya ingin lebih dan saya masih lapar, bahkan di usia saya seperti sekarang,” tutur Ibra.

“Ini terasa luar biasa karena kami memenangkan pertandingan. Ini bukan laga yang mudah, ini sulit, melawan tim yang bagus namun ini semua adalah soal menang. Tidak peduli betapa bagus atau buruknya Anda, jika Anda menang, itulah yang terpenting,” tambahnya.

Di kubu yang bersebrangtan, Puel mengungkapkan kekecewaannya karena timnya telah berusaha keras untuk memenangkan pertandingann meskipun tidak diunggulkan. Nathan Redmond dkk., mampu tampil mendominasi dan menciptakan sejumlah peluang berbahaya. Puel juga kecewa dengan keputusan wasit yang menganulir gol Gabbiadini pada babak pertama.

“Pertama-tama, selamat kepada Manchester United. Itu adalah hasil yang taktis. Ini adalah kekecewaan buat tim, untuk semua fans, karena saya rasa kami memainkan laga yang fantastis, menimbang kualitas dan banyaknya kesempatan yang dimiliki,” imbuh Puel.

“Skenarionya begitu kejam di akhir. Kami mengawali laga dengan sangat baik dan kami mencetak gol, namun keputusan wasit sangat sulit diterima. Sebelum gol ketiga mereka, kami punya banyak peluang dan situasi untuk memenangkan pertandingan. Sungguh sulit untuk menerima kekalahan ini, namun inilah sepakbola.”