Pada awal 1950-an hingga menjelang 1960, Manchester United merupakan kesebelasan yang terbilang sangat kuat. Di bawah arahan Matt Busby, Manchester United meraih gelar liga pertama pada musim 1952 setelah 31 tahun puasa gelar. Lima tahun setelahnya, Sir Matt meraih gelar liga yang ketiganya bersama Manchester United tepatnya di musim 1956/1957. Di musim yang sama setan merah juga menjadi kesebelasan Inggris pertama yang mengikuti ajang Piala Champions yang dulu bernama European Cup.

Saat itu Setan Merah sebenarnya mengikuti Liga Champions dengan segala keterbatasan. Mereka kesulitan membayar biaya listrik di stadion Old Trafford yang membengkak meski saat itu Theatre Of Dreams belum punya lampu stadion. Selain itu, tagihan gaji pemain pun juga tiba-tiba meningkat. Beruntung saat itu Setan Merah memiliki pemain-pemain yang kuat dan loyal untuk terus membawa Setan Merah berprestasi. Selain itu mereka rata-rata masih berusia muda.

Debut United di Eropa pun dilakukan dengan berlayar serta naik kereta ke Belgia untuk bertemu Anderlecht. United membawa bekal yang cukup termasuk lima kemenangan dan dua hasil imbang dari tujuh pertemuan di liga. United saat itu memulai Piala Champions di babak play off. Sayangnya di leg pertama saat itu mereka tidak bisa memainkan Duncan Edwards serta Bobby Charlton yang yang saat itu menjalani tugas kemiliteran. Meski tanpa dua pemain muda tersebut, mereka tetap menang 2-0 melalui gol Tommy Taylor dan Dennis Viollet.

Namun kunjungan di leg kedua-lah yang membuat berkesan sekaligus menegaskan keperkasaan MU di Eropa. United yang saat itu menumpang di Maine Road (yang sudah memiliki lampu) mengalahkan perwakilan Belgia tersebut dengan skor 10-0. Skor ini kemudian menjadi rekor kemenangan Manchester United sepanjang masa yang masih bertahan hingga saat ini.

Sekembalinya dari tugas kemiliteran, Duncan Edwards pun mengisi tempatnya di lini belakang setan merah yang di Leg pertama diisi oleh Jackie Blanchflower. Yang menarik adalah dari starting eleven yang diturunkan oleh Matt Busby, tujuh di antaranya belum genap berusia 25 tahun. Bahkan pemain tertua yang diturunkan saat itu adalah sang kapten Roger Byrne yang saat itu baru berusia 28 tahun. Busby Babes sebutan untuk skuad Manchester United saat itu memang terkenal cukup mengerikan. Mereka begitu kuat hampir di semua lini dan memperagakan sepakbola atraktif dan menghibur.

Di babak pertama, anak-anak asuhan pelatih Bill Gormlie bahkan sudah kebobolan lima gol. Dua ujung tombak United yang diisi Dennis Viollet dan Tommy Taylor masing-masing mencetak tiga dan dua gol. Bagi Taylor golnya ini sekaligus sebagai penegasan bahwa ia layak untuk dibeli mahal oleh Manchester United. Pemain yang termasuk dalam anggota Busby Babes yang tewas dalam tragedy Munich ini dibeli dari Barnsley seharga 29.999 pounds. Jumlah yang sangat besar pada saat itu.

Baik Taylor dan Viollet kemudian menambah masing-masing satu gol di babak kedua. Tiga gol lainnya dibuat oleh Liam Whelan (dua gol) dan Jonny Berry yang keduanya saat itu masih berusia 22 dan 21 tahun. Kemenangan 10-0 ini dibuat oleh skuad yang rata-rata usianya baru 23,2 tahun. Rekor yang sampai sekarang masih sulit untuk terulang.

“Kami bersemangat untuk bertanding meski ada kecemasan karena kami bermain di Maine Road karena Old Trafford belum memiliki lampu. Kondisi juga sedikit terganggu karena hujan turun dan lapangan menjadi berat karena tertutup air. Namun kami tidak khawatir,” ungkap Matt Busby seperti dikutip dari Manutd.com.

Ia menambahkan, “Anak-anak menang 10-0. Skor yang luar biasa yang mungkin membuat orang-orang berpendapat bahwa Anderlecht tim yang buruk. Namun mereka bukan tim kecil dari Malta atau Islandia. Belgia adalah negara sepak bola kuat dan merekalah juaranya.”

“Saya hanya mengatakan bahwa kami bisa menang dengan skor seperti permainan kriket adalah karena kita bermain baik. Saya terbiasa melihat tim-tim yang bermain baik namun mereka (United) unggul di malam itu. Kenyataanya inilah pertunjukkan kerja sama tim terbaik yang pernah saya lihat dari tim manapun di tingkat Internasional.”

Setelah melawan Anderlecht, Bobby Charlton dkk., menumbangkan raksasa Jerman, Borussia Dortmund, dengan agregat 3-2. Di perempat final mereka juga menyingkirkan Athletic Bilbao dengan agregat 6-5. Langkah mereka harus terhenti di tangan Real Madrid dengan kalah agregat 5-3 di babak semifinal. El Real kemudian menjadi juara di akhir kompetisi tersebut.

**

Setelah tersingkir dari Real Madrid, United kemudian menutup musim dengan menjadi juara liga setelah meraih 28 kemenangan dan mengumpulkan 64 poin (saat itu kemenangan dihitung 2 poin) serta mencetak 103 gol (rekor klub). Sayangnya pada 6 Februari 1958, tujuh dari starting eleven yang turun ketika membantai Anderlecht harus gugur karena tragedy Munich. Termasuk dua top skor United Tommy Taylor dan Liam Whelan.