Setelah dikalahkan Real Madrid 1-2 dalam laga Piala Super Eropa pada Rabu (9/8) dini hari tadi, Jose Mourinho tiba-tiba saja berjalan ke arah tribun penonton. Ia tiba-tiba saja menunjuk salah seorang penonton dan tanpa diduga menyerahkan medalinya yang baru diterimanya tersebut.

Bagi setiap orang yang bertarung dalam sebuah kejuaraan, medali menjadi penghargaan yang sangat berarti, sebagai bukti bahwa dia telah menunjukkan prestasi terbaik. Tidak heran jika medali itu pun memberikan kebanggaan baginya, untuk disimpan dan dikenang di masa mendatang.

Namun, hal yang berbeda sepertinya dirasakan Mourinho. Buktinya, dia tak menyimpan medalinya itu, melainkan malah menyerahkan kepada seorang penggemar United yang sama sekali tidak dikenalnya selama ini. Suatu pemandangan yang sangat jarang terjadi dalam sebuah pertandingan hingga kini.

“Terkadang saat saya menang, saya tidak menyimpan medalinya. Jadi bayangkan ketika saya kalah! Bagi saya, medali itu akan masuk ke suatu tempat di dalam rumah saya; untuk bocah tersebut, itu adalah sesuatu yang harus diingat dan dijaga.”

“Dia adalah bocah kecil dengan jersey United. Saya tidak tahu dari mana asalnya. Saya pikir itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah dia lupakan. Saya ulangi: ketika saya menang, mereka [medali] tidak berarti banyak, jadi bayangkan ketika saya kalah!” ungkap Mourinho setelah peristiwa tersebut, seperti dilansir laman resmi klub, ManUtd.com.

Tindakan manajer berjuluk The Special One yang menyerahkan medalinya kepada penonton tersebut memang mendapat tepuk tangan yang meriah dari para penonton di stadion. Mereka tentu menilai apa yang dilakukan oleh Mourinho sangat mengagumkan, sebagai bukti penghargaannya kepada para suporter setia United.

“Mourinho memberikan medalinya kepada seorang suporter di tribun penonton. Tindakan yang bagus,” tulis salah satu media olahraga Inggris BT Sport Football pada akun Twitter @btsportfootball, sambil menambahkan emoji tepuk tangan dan mengunggah videonya.

Namun, dari penjelasan sang pelatih, sepertinya juga ada rasa kecewa yang mendalam dalam lubuk hatinya. Pasalnya, dalam pertandingan itu, The Red Devils memang menelan kekalahan dengan skor 1-2, sehingga gagal meraih trofi pertama musim 2017/2018 ini.

“Saya pikir kami melakukan dengan baik. Kami kalah 2-1, yang menurut saya, menunjukkan hasilnya benar-benar sangat singkat, dan salah satu gol Madrid adalah offside, jadi dengan teknologi VAR [video assistant referee] yang bagus itu akan menjadi skor 1-1 dan perpanjangan waktu,” ucap Mourinho dengan nada penuh kecewa.

Kekalahan itu pasti terasa semakin menyakitkan, karena United kalah dari mantan klubnya sendiri, Madrid yang pernah ditanganinya pada 2010-2013 silam. Hasil ini pun semakin memperpanjang rekor buruk milik Mourinho, di mana dia tak pernah menang atas klub berjuluk Los Merengues itu dalam lima pertemuan terakhir; hanya sekali imbang dan menelan empat kekalahan. Selain itu, dia juga gagal meraih trofi Piala Super Eropa dalam tiga kesempatan terakhir, termasuk saat bersama Chelsea pada 2013 dan Porto pada 2003. Alhasil, Mourinho pun belum mampu mengangkat trofi ini

Makanya, tidak heran jika kegagalan dan catatan rekor buruk itu membuat pelatih berusia 54 tahun tersebut enggan menyimpan medali runner-up Piala Super Eropa ini sebagai kenang-kenangan. Bisa saja, hingga kini Mourinho masih menyimpan dua medali sebelumnya, yang juga sama menyakitkan. Namun, apa yang dilakukannya ini sepertinya juga bukan yang pertama.

“Mourinho memberikan medalinya kepada seorang suporter United yang beruntung di sebuah tribun. Ini bukan kali pertama dia melakukannya selama jadi pelatih,” tulis BBC dalam laporannya terkait tindakan Mourinho itu.

Terlepas dari apa yang telah dilakukannya dan apa yang sudah dirasakannya setelah laga Piala Super Eropa, Mourinho dan timnya tentu harus segera bangkit dan optimis menghadapi kompetisi musim ini.

“Oke, kecewa karena kalah adalah mengecewakan – tapi (kami) tetap optimis dan bangga. Ayo kita hadapi (pertandingan) pada hari Minggu,” tegas Mourinho.

United sendiri akan menjalani laga perdana Premier League Inggris musim 2017/2018 menghadapi West Ham pada Minggu (13/8/2017) mendatang. Menjadi juara liga pada musim ini merupakan target utama yang dipasang sang pelatih.