Manchester United berhasil menyegel bakat Nemenja Matic dan Chelsea pun mengisi kekosongan dengan rekrutan anyar mereka Danny Drinkwater. Apakah kedua klub diuntungkan dengan pembelian tersebut?

Banyak pihak menyebut bahwa keputusan Chelsea untuk menjual Nemanja Matic kepada salah satu rival terbesarnya dalam meraih trofi, Manchester United, merupakan keputusan yang keliru. Apalagi, Matic merupakan pemain kunci dalam keberhasilan Chelsea merengkuh dua gelar juara dalam tiga musim terakhir.

Dalam menyegel bakat Matic, Manchester United memerlukan dana sekitar 40 juta paun. Sementara itu, dengan dana yang sama, Chelsea merekrut salah satu bintang yang sedang bersinar di Perancis, Timoue Bakayoko.

Namun, sepertinya pemain timnas Perancis tersebut belum bisa menjadi pengganti yang cocok untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Matic. Setelah itu, Danny Drinkwater datang di hari terakhir bursa pemain; Conte merekrut pemain 27 tahun tersebut dengan 35 juta paun.

Drinkwater merupakan salah satu pemain kunci Leicester United dan gelandang ini juga berperan besar dalam mewujudkan mimpi klub tersebut untuk meraih trofi Premier League dua tahun lalu.

Dari kedua pesepakbola tersebut, siapakah yang lebih unggul? Apakah perekrutan kedua pemain menguntungkan masing-masing kesebelasan?

Matic tampil apik dalam 35 pertandingannya bersama Chelsea musim lalu dengan mencatatkan satu gol dan tujuh asis, begitu juga dengan Drinkwater yang tampil cukup memuaskan bersama Leicester di mana dia mencetak satu gol dan satu asis dalam 29 penampilannya.

Dalam menyusun rencana penyerangan, Matic lebih jeli dalam membaca celah pada dinding pertahanan lawan; dia berhasil menciptakan 27 kesempatan bagi rekan-rekannya namun Danny hanya mampu berada di angka 15.

Sebagai salah satu pengusung serangan, Matic memiliki catatan akurasi tembakan sebesar 54%, yakni tujuh dari 13 percobaannya berhasil membuat kiper kerepotan. Angka ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan statistik milik Drinkwater, akurasinya hanya mencapai 17% di mana tiga dari 18 tembakannya benar-benar mengarah ke gawang.

Namun, kedua pemain ini sama-sama memiliki umpan yang cukup memuaskan; 1602 dari 1826 umpan Nemanja berhasil mendarat dengan selamat di kaki target atau dengan persentase 88% pada rata-rata jarak umpan 18 meter, sementara 1312 dari 1692 umpan berhasil Danny luncurkan kepada koleganya atau dengan persentase 78% pada rerata jarak umpan 17 meter.

Dalam hal bertahan, pemain asal Serbia ini berhasil mencuri bola dari lawan sebanyak 31 kali dari 47 usahanya. Sementara itu, gelandang asal Inggris ini mencatatkan 22 keberhasilan dari 29 usahanya. Ini berarti Danny masih sedikit lebih unggul dari Nemanja, sama seperti dalam hal tekel. Danny menghentikan lawan dengan meluncurkan tekelnya dengan tingkat akurasi 37% (55 dari 159) dimana Matic terbilang mampu menyainginya dengan 35% (37 dari 99).

Perihal duel udara, Matic dengan postur yang lebih ideal sukses mengungguli Drinkwater dengan perbandingan 60% dan 48%. Sementara itu, gelandang yang saat ini membela Manchester United ini lebih disiplin dalam permainannya, dia hanya mencatatkan 33 pelanggaran dan pemain yang saat ini sudah resmi menjadi anggota Chelsea melakukan 46 pelanggaran.

Selain itu, menurut lawan, Nemanja dinilai lebih berbahaya dibandingkan dengan Danny; pasalnya, mantan pemain Chelsea ini lebih sering dilanggar dari mantan punggawa Leicester dengan perbandingan 25 dengan sembilan kali.

Di antara Matic dan Drinkwater, manakah yang menurut Anda lebih bersinar bersama klub barunya?