Sudah delapan laga Liga Primer Inggris dilalui Manchester United dengan Marcos Rojo ditempatkan di jantung pertahanan. Pertama kali dimainkan ketika United dihantam Chelsea dengan skor telak 0-4 pada 23 Oktober 2016, Rojo terus bermain dari pertandingan ke setiap pertandingan. Para penggemar United pun secara kasat mata cukup puas dengan penampilan bek tengah yang didatangkan pasca Piala Dunia 2014 ini.

Tentu menjadi sebuah pertanyaan mengapa Jose Mourinho selaku manajer United mempercayakan pos di jantung pertahanan kepada Rojo. Bahkan Rojo bisa tidak tergantikan sepanjang 720 menit pertandingan hingga pekan ke-17 ini. Berikut ulasannya.

Ketersediaan Pemain

Soal ketersediaan pemain bisa jadi alasan utama mengapa Marcos Rojo menjadi pilihan utama Jose di jantung pertahanan United. Jose harus mendapati dua bek tengah utamanya, Eric Bailly dan Chris Smalling, mengalami cedera di waktu yang bersamaan pada akhir bulan Oktober lalu. Terlebih Phil Jones belum benar-benar bugar setelah sembuh dari cedera.

Maka yang tersisa adalah para pemain di posisi lain yang bisa saja ditempatkan sebagai bek tengah. Memasang Daley Blind di posisi bek tengah sepertinya bukan strategi yang disukai oleh Jose. Kekalahan di Derby Manchester ketika Blind dipasang sebagai bek tengah tentu masih menjadi pertimbangan. Matteo Darmian memang bermain sebagai bek tengah ketika membela tim usia muda AC Milan, akan tetapi berharap ia bisa bermain dengan cukup baik di posisi fullback pun rasanya patut disyukuri. Begitu pula dengan memasang bek muda Timo Fosu-Mensah yang tentunya akan sangat riskan.

Sebenarnya bisa saja Jose memasang Michael Carrick di pos bek tengah. Tapi akan terasa sangat mubazir bila gelandang sekelas Michael Carrick ditempatkan di posisi tersebut. Atau bila memang dalam keadaan terjepit Jose bisa saja memasang Fellaini. Tapi dengan kemungkinan si gelandang berambut gimbal ini melakukan banyak pelanggaran, rasanya Jose tidak akan mengambil risiko tersebut.

Maka Marcos Rojo adalah pilihan paling logis diantara keterbatasan yang ada. Apalagi ia juga sudah banyak berpengalaman bermain di sektor tersebut meskipun posisi naturalnya adalah bek kiri. Rojo menjadi satu diantara trio bek yang berhasil membawa Argentina menjadi runner-up Piala Dunia di Brasil tahun 2014 lalu.

Bek dengan Kaki Kiri

Komposisi yang bisa dibilang paling ideal dan sering dipakai di sepakbola modern dalam formasi empat bek, yaitu bek tengah bagian kanan akan diisi oleh pemain dengan kaki kanan, sementara bek tengah bagian kiri akan diisi oleh pemain dengan kaki kiri. Hal ini dikarenakan akan memudahkan operan terutama dalam membangun serangan. Karena ketika pemain berada di area yang bukan di luar kaki terkuatnya, ia perlu menyesuaikan diri, bahkan hanya sekadar untuk mengoper bola. Misalnya, ketika memasang pemain dengan kaki kanan di sektor bek tengah bagian kiri. Ia perlu sedikit memutar badannya agar berada di posisi yang lebih sesuai dan nyaman untuk mengoper bola. Reaksi dan responsnya tidak akan secepat dan sebaik pemain yang kaki terkuatnya adalah kaki kiri.

Di antara para pemain belakang yang dimiliki United saat ini hanya Rojo dan Blind yang kaki terkuatnya adalah kaki kiri. Terlihat dari beberapa laga bahwa Blind sepertinya lebih nyaman di posisi bek kiri, maka Rojo adalah pilihan yang paling sesuai. Sebenarnya Darmian pun sedikitnya bisa menggunakan kaki kirinya, akan tetapi hal tersebut lebih menjadi sesuatu yang dipaksakan karena bukan kaki terkuatnya.

Peneror Lini Serang Lawan

Istilah meneror dalam sepakbola lebih sering diartikan sebagai tindakan penyerang yang menggempur lini pertahanan. Padahal sebenarnya ‘teror’ juga berlaku sebaliknya. Dari para bek untuk para penyerang. Teror dari para pemain belakang biasanya lebih sering tergambarkan melalui tekel keras atau beradu fisik.

Dalam sepakbola secara praktis sebenarnya tidak melulu soal skema dan taktik. Terkadang permainan pikiran yang memengaruhi mental juga memiliki peran besar. Teror dari para pemain belakang ibaratnya seperti sebuah pesan untuk para penyerang agar tidak berani masuk ke daerah pertahanan. Tekel keras, gesekan dan sikutan tersebut seakan mewakili para pemain belakang untuk berkata “Sini kamu kalau berani, saya hantam!”.

Dan Rojo adalah yang terbaik soal teror meneror ini. Salah satu bukti terbaru adalah tekel dua kaki yang ia lancarkan kepada Wilfred Zaha di pertandingan melawan Crystal Palace. Hal tersebut membuat Zaha berpindah sisi agar menjauhi Rojo dan tidak terlalu sering lagi memberikan tusukan ke pertahanan United. Sebelumnya gelandang Everton, Idrissa Gueye juga sempat mengalami kejadian yang serupa.

***

Sejauh ini Rojo menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Meskipun bermain lebih sedikit ketimbang para pemain belakang yang lain, ia justru menjadi pemain yang paling banyak melakukan aksi defensif. Hingga pekan ke-17 catatan 87 sapuan yang ia buat adalah yang paling banyak diantara semua pemain United. Untuk urusan berduel udara pun ia adalah yang terbaik diantara para pemain belakang. Ia memenangi duel dengan persentase sebesar 56 persen.

Rojo tentu punya banyak potensi dan kesempatan untuk bisa menjadi pemain yang lebih baik lagi. Apalagi posisi naturalnya sebagai bek kiri membuat ia terbiasa untuk menekel dan berhadapan dengan para penyerang yang memiliki kecepatan. Apalagi nama belakangnya yang apabila diterjemahkan berarti “Merah” dalam bahasa Indonesia semakin membuat kiprah Marcos Rojo menarik untuk dinantikan oleh para penggemar United.