Patrice Evra dikenal sebagai salah satu bek kiri terbaik yang pernah dimiliki Manchester United pada masanya. Dia berkarier di Old Trafford selama delapan musim sejak pertengahan musim 2006/2007. Penampilannya yang ciamik bersama klub raksasa Ligue 1 Prancis, AS Monaco, membuat manajer tim Setan Merah saat itu, Sir Alex Ferguson tertarik untuk meminangnya. Pada bursa transfer musim dingin, tepatnya 10 Januari 2006, Evra pun resmi bergabung dengan The Red Devils dengan biaya hanya 5,5 juta paun. Ketika itu, pemain kelahiran 15 Mei 1981 tersebut masih berusia 25 tahun.

Meski belum menjadi pilihan pertama pada musim debutnya, namun Evra mampu menutup musim dengan mencatatak 14 penampilan di semua kompetisi, walaupun sebagian besarnya hanya tampil sebagai pemain pengganti. Barulah di musim berikutnya, pemain yang kini sudah berusia 35 tahun itu menjadi pilihan utama pada posisi bek kiri; dan bahkan tidak tergantikan hingga musim terakhir di Theatre of Dreams sebelum pindah ke Serie A Italia untuk memperkuat Juventus. Selama periode membela tim Manchester merah tersebut, Evra membukukan total 379 penampilan dengan 10 gol.

Namun, ada yang menarik dalam karirnya sebagai pemain profesional, sebelum akhirnya mendunia bersama United. Tidak banyak yang mengetahui bahwa ternyata pada awal berkarir di sepakbola, Evra bermain sangat ofensif, bukan tipe pemain defensif. Pada tahun 1992, saat bergabung dengan klub amatir CO Les Ulis di usia 11 tahun, Evra tampil sebagai penyerang. “Saya membawakan pada Anda penerus Romario,” sebut pencari bakat yang memperkenalkannya dengan pelatih klub Jean-Claude Giordanella. Bakatnya disamakan dengan pemain legendaris Brasil, senior Ronaldo tersebut.

Selama satu tahun Evra bermain bersama tim lokal Les Ulis, kawasan pinggiran kota Paris tempat dia dan keluarganya tinggal setelah pindah ke Prancis, yang juga merupakan tempat kelahiran mantan penyerang andalan tim nasional Prancis, Thierry Henry. Giordanella sendiri yang kemudian menjadi wakil presiden klub menyebutnya sebagai pemain yang tenang dan agak pemalu. “Dia anak yang baik,” sebutnya. Sayangnya, Evra gagal menarik perhatian klub-klub profesional Rennes dan Lens dalam laga uji coba, karena ukuran tubuhnya yang dianggap terlalu pendek untuk seorang striker.

Pemain yang kini bertinggi badan 1,74 meter itu pun bergabung ke tim amatir lainnya, CSF Bretigny. Selama empat tahun, Evra masih bermain di lini depan. Dia sempat tampil dalam laga uji coba kontra Toulouse dan Paris Saint-Germain (PSG), hingga klub terakhir resmi mengontraknya sebagai pemain muda berusia 16 tahun. Namun, di klub berjuluk Les Parisien ini, posisi Evra ditarik agak ke belakang menjadi winger. Sayangnya, kegagalan kembali dirasakan, setelah hanya bertahan selama beberapa bulan di tim akademi PSG. Dia pun kembali ke klub CSF Bretigny dan bermain dalam turnamen lokal.

Seorang scout asal Italia pun melihat bakatnya dan membawanya ke Negeri Pizza itu. Manajemen klub Torino menawarinya bergabung ke tim junior. Namun, Evra lebih memilih tawaran kontrak sebagai pemain profesional dari klub Serie C1 Marsala. “Hari itu adalah perasaan terbaik yang saya rasakan di sepakbola. Tidak memenangkan kejuaraan atau Liga Champions, tapi saat itu ketika saya berusia 17 tahun, dan akhirnya telah menjadi pemain sepakbola profesional,” cerita Evra beberapa waktu lalu, mengenang awal karirnya sebagai pemain dengan kontrak resmi dari sebuah klub senior.

Setelah bermain dalam 27 laga di semua kompetisi dengan catatan enam gol dalam satu musim, Evra kemudian bergabung ke klub Serie B Monza. Namun dia gagal menembus tim utama, dan hanya tampil dalam tiga laga. Musim 2000/2001, Evra meninggalkan Italia untuk kembali ke Prancis dan bergabung dengan Nice yang ketika itu berlaga di Ligue 2. Di awal kedatangan, dia masih bermain sebagai striker dan winger kiri. Namun, perpindahan posisi ke sektor kiri lini pertahanan akhirnya membawa keberuntungan Evra, ketika bek kiri klubnya mengalami cedera di awal musim 2001/2002.

Selama musim itu, pemain kelahiran Dakar, Senegal yang berpaspor Prancis dan pernah membela tim nasional Les Bleus tersebut bermain dalam 37 laga di semua kompetisi dengan satu gol. Nice pun diantarkan promosi ke Ligue 1, dan Evra sendiri mendapat tawaran dari Monaco yang kala itu dilatih Didier Deschamps. Meski tetap bermain sebagai bek kiri di klub barunya itu, namun permainannya sedikit lebih ofensif, sehingga mampu membantu serangan timnya, selain tangguh mengawal lini belakang. Skill itu pula yang kemudian mengantarkannya bergabung ke Old Trafford bersama United.

Sumber: Wikipedia, dari berbagai sumber.