Pada Februari 2014 lalu, manajer Pachuca, Enrique Maza, membuat keputusan yang mengejutkan dengan memasukan pemain debutan berumur 18 tahun kala menghadapi tim raksasa Meksiko lainnya Club America. Kedudukan saat itu 0-0, masuknya pemain bernama Hirving Lozano itu memang sedikit kurang masuk akal. Pemain 18 tahun masuk pada pertandingan melawan klub besar, di salah satu stadion terbesar dunia Estadio Azteca yang berkapasitas 87 ribu orang, dalam keadaan imbang, bukan menang.

Tujuh menit setelah masuk ke lapangan, pemain berjuluk Chucky tersebut mendapat bola ketika berada di tengah lapangan. Ia menggiring si kulit bundar dengan cepat ke arah gawang lawan. Lozano kemudian melakukan cut inside dari sisi kanan dan melepaskan tembakan yang akhirnya berbuah gol. Sebuah awalan yang luar biasa bagi pemain yang memang memiliki potensi besar.

Setelah debut manis tersebur, Lozano mulai menjadi pemain sayap berbahaya di Liga MX, nama liga Meksiko. Hingga artikel ini ditulis, Lozano telah mencatatkan 138 pertandingan dan 40 gol. Di level timnas, ia pernah mencicipi timnas Meksiko junior. Ia masuk ke skuat Meksiko U-20 di ajang CONCACAF U-20 Champioship. Pada kompetisi itu, ia berhasil tampil impresif dengan catatan lima gol dan empat asis yang mengantarkan Meksiko menjadi juara.

Februari 2016, Lozano mendapat kesempatan untuk bermain di timnas senior Meksiko setelah dipanggil oleh pelatih Juan Carlos Osorio. Tepatnya pada 10 Februari, Lozano dimainkan dari menit pertama kala menghadapi Senegal dan mencetak asis untuk Rodolfo Pizarro. Sebulan kemudian, ia mencetak gol pertamanya untuk timnas Meksiko pada kualifikasi Piala Dunia 2018 ketika Meksiko berhadapan dengan Kanada.

Pemain berusia 21 tahun itu digadang-gadang menjadi bintang Meksiko selanjutnya. Ia dapat bermain di beberapa posisi. Lozano dikenal sebagai inverted winger, pemain sayap yang bermain di sisi yang berlawanan dengan kaki terkuatnya. Hal ini memungkinkan pemain tersebut melakukan cut inside dan melakukan sepakan dari dalam maupun luar kotak penalti. Salah satu contohnya adalah Arjen Robben.

Lozano sendiri kerap melaukan hal tersebut. Dengan kemampuan dribel dan kecepatan yang menjadi andalannya, Lozano tidak kesulitan untuk melewati bek lawan dan melakukan sepakan dengan kaki kanannya.

Selain itu, pemain kelahiran Mexico City ini juga lihai dalam membuat peluang. Ia memiliki visi yang baik untuk pemain berusia 21 tahun. Musim lalu, ia masuk ke 11 pemain terbaik Liga MX dan menjadi gelandang serang terbaik Liga MX.

Carlos Osorio bahkan pernah lebih memilih Lozano daripada penyerang Real Sociedad Carlos Vela. “Kecepatannya dan kemampuannya untuk melewati lawan akan membawanya menjadi pemain bagus. Lozano memiliki keinginan yang kuat untuk belajar bersama timnas. Ia tidak hanya pemain dengan potensi yang luar biasa, ia juga adalah seorang pribadi yang baik,” ujar Carlos Osorio.

Namun, yang masih menjadi kekurangannya adalah masalah klasik pemain muda, egonya masih tinggi. Lozano sering memaksakan melakukan tembakan padahal rekannya berada dalam posisi yang lebih baik. Tapi seiring berjalannya waktu, Lozano tentu akan belajar dan memperbaikinya mengingat umurnya yang masih muda.

Musim ini, performanya terus meningkat kesuksesannya mencetak 15 gol dari 26 pertandingan di Liga MX. Kabar baiknya adalah Lozano sendiri mengungkapkan bahwa ia menyukai Manchester United.

“Saya tahu banyak liga-liga di Eropa yang indah. Saya suka Liga Primer dan La Liga. Kita lihat saja bagaimana perkembangannya tetapi ada klub yang ingin saya bela yaitu Manchester United. Saya suka United dan klub ini sangat bergengsi,” ujar Lozano.