Dewi fortuna yang menganugrahi Jose Mourinho keberuntungan berlimpah membawa pria Portugal tersebut dari seorang penerjemah menjadi seorang manajer professional bagi beberapa klub raksasa di Eropa. Pola pikir analitisnya cukup mumpuni untuk menyusun taktik cerdik untuk mengatasi lawan mainnya di lapangan hijau. Selain itu, pria berusia 54 tahun ini juga bisa mengaplikasikan taktik yang sama dalam sebuah wawancara.

Bermula dari pernyataan sensasional minggu lalu bahwa dirinya tidak akan membawa pesepakbola yang Manchester United pernah jual atau beli, Mou melakoni sebuah wawancara spesial bersama reporter ulung BBC, Gary Lineker. Jawaban yang disampaikan Mourinho bisa dibilang sangat penuh dengan persiapan.

“Saya tidak mungkin akan menjual Angel di Maria, Chicarito (Javier Hernandez) dan Danny Welbeck,” sebut Mourinho. “Tidak akan. Tidak akan pernah.”

Layaknya jawaban yang biasa keluar dari seseorang yang menyandang sebutan “The Special One”, kata-katanya bersifat multi tafsir. Di Maria merupakan pemain yang dia usung saat menjadi bos di Real Madrid dulu dan dia juga dipandang sebagai salah satu pemain dari tim terbaik yang United pernah miliki. Sementara itu, Hernandez adalah pemain yang kerap membawa keberuntungan bagi skuat Setan Merah saat melakoni laga-laga krusial melawan tim-tim besar. Di sisi lain, Danny tak lain adalah binaan akademi Manchester Merah sendiri, putra daerah yang dikagumi para penggemar karena profesionalisme yang dimilikinya.

Di masa pemerintahan Louis van Gaal, pemain-pemain penting tersebut diberi ijin untuk hijrah untuk mengabdi bersama klub lain. Jika dikaitkan dengan pernyataan saat wawancara yang sebelumnya disebutkan, Hal ini berarti bahwa Mourinho sedang memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh pelatih asal Belanda tersebut.

Jose Mourinho merupakan seseorang yang suka dengan keseimbangan. Keputusan yang dibuat oleh mantan manajer timnas Belanda tersebut dinilai merupakan sebuah kesalahan yang menimbulkan ketidakseimbangan dalam komposisi tim Manchester Merah. Jadi, pemain yang keluar masuk sejak Mou menjabat menunjukkan bahwa dia sedang melakukan balancing pada tim yang diasuhnya.

Komentar-komentar khas Mou cenderung bersifat implisit; ada maksud lain di balik semua jawaban dari pertanyaan kritis yang diluncurkan para wartawan. Dia tidak pernah menyebutkan nama-nama pelatih sebelumnya untuk menunjukkan kritiknya.

Gaya kepelatihan Jose Mourinho berbeda dengan yang lain, begitu pula dengan setiap keputusan yang diambilnya. Mari kita lihat bagaimana proses penyeimbangan ini berlangsung selama musim ini bergulir.

Pergantian komposisi tim

Tumpulnya lini depan Manchester United musim lalu ditutup dengan perekrutan Zlatan Ibrahimovic. Sampai saat ini, pria asal Swedia ini merupakan salah satu dari 5 top scorer di Liga Premier dengan 15 gol dan 4 assist. Lalu, manajer yang pernah melatih Inter Milan, Chelsea, dan Real Madrid, ini juga sudah melepas Bastian Schweinsteiger, pesepakbola didikan Van Gaal saat di Bayern Munich dulu. Dia juga telah melepas dua pembelian Van Gaal, Morgan Schneiderlin dan Memphis Depay, setelah memberi mereka total waktu bermain di Liga Premier selama hanya 31 menit.

Alih peran beberapa pemain

Kegiatan di bursa transfer bukan hanya satu-satunya indikator untuk menarik kesimpulan bahwa Mou sedang membenahi skuat Manchester United yang kurang rapi. Beberapa pemain memiliki cap baru dalam peran mereka di lapangan. Sebut saja Daley Blind. Musim lalu dia bermain sebagai bek tengah; namun, saat ini dia bermain lebih ke sisi kiri pertahanan tim. Marcos Rojo pun tidak ketinggalan beralih wilayah permainan. Pada musim lalu pemain Spanyol ini bermain diwilayah kiri belakang lapangan. Saat ini dia bermain lebih ke tengah untuk membantu menahan gempuran lawan. Sementara itu, Ander Herrera yang kurang dipercaya Van Gaal musim lalu saat ini lebih sering dipilih Mou sebagai gelandang bertahan.

Perubahan gaya bermain

Pergantian peran yang berlaku di kubu Manchester United bisa dilihat sebagai perbaikan dari strategi Louis van Gaal. Schneiderlin dan Depay menunjukkan performa seperti layaknya berada di klub lama mereka. Skema membosankan Louis van Gaal jelas bisa dilihat melalui permainan kedua pemain ini. Selama kepelatihan Mourinho berlangsung, zone marking lebih sering diterapkan dibanding man marking. Selain itu, oper-mengoper bola tanpa tujuan direvisi menjadi dominasi serangan oleh Mou. Desember lalu, Mou berkata seperti yang dikutip BBC, “Manchester United bermain diantara lini-lini permainan. Kami selalu melihat peluang untuk menyerang. Garis pertahan kami sangat tinggi.”

Apakah revisi Mou pada karya Van Gaal berhasil?

FourFourTwo mengutip pembicaraan Jose Mourinho yang meyatakan bahwa dirinya datang ke klub yang menyedihkan. Namun, seiring waktu berjalan, skema membosankan Manchester United di bawah Van Gaak bisa dilihat mulai meredup. Seiring dengan banyaknya perubahan yang dilakukan oleh The Special One, bisa jadi prestasi Setan Merah juga meningkat seperti yang statistik telah tunjukkan.

Media mengungkapkan bahwa Louis van Gaal menganggap dirinya sebagai seorang filosofis. Sementara itu Mou mempertimbangkan bahwa segala keputusan yang diambil bisa jadi terpengaruh oleh indahnya memori di masa lalu. Bagaimanapun, sampai saat ini kita bisa melihat pria yang bernama lengkap Jose Mario dos Santos Mourinho Felix adalah manajer yang realistis dan cerdik dalam memimpin sebuah klub.