Pelatih Tim Nasional Inggris, Gareth Southgate, menyanjung tinggi bagaimana Manchester United mengembangkan bakat para pemain mudanya, seperti kepada Marcus Rashford. Pujian ini terlontar dari eks pemain bertahan Middlesbrough tersebut setelah Rashford menyelamatkan Inggris (skor akhir 2-1) pada laga kualifikasi Piala Dunia 2018 menghadapi Slovakia, Senin (5/9) kemarin.

Menurut Southgate ada satu kultur tepat yang diterapkan di Old Trafford kepada para pemain muda, khususnya pemain asal Inggris. Ia merujuk pada contoh pemain sebelumnya yaitu Paul Scholes dan David Beckham.

“United menyiapkan pemain mereka dengan sungguh baik, itulah mengapa pada akhirnya mereka akan berakhir dengan baik pula,” tutur Southgate.

Selalu rendah hati adalah salah satu kunci dari akademi United. Bahwa tidak diperbolehkan untuk terlena mulai dari kesuksesan yang sedikit saja. Sikap inilah yang ditunjukkan oleh Rashford pada laga versus Slovakia kemarin.

Pemain berusia 19 tahun tersebut menjadi kunci kemenangan The Three Lions malam itu setelah memberikan assist kepada Eric Dier untuk menyeimbangkan angka. Lalu mencetak gol kemenangan di stadion kebanggaan Inggris, Wembley Stadium.

Dilansir dari The Sun, kerendahan hati Rashford akan diuji saat kembali ke Old Trafford untuk pekan ini. Yaitu kala menghadapi Stoke City di lanjutan Premier League 2017/2018. Di mana manajer United, Jose Mourinho, mempunyai tugas untuk membuat Rashford tetap merunduk meski gemilang di timnas Inggris.

Selain Paul Scholes dan David Beckham, Southgate melihat kultur rendah hati tersebut juga pada pemain seperti Nicky Butt, Gary Neville, Phil Neville dan juga Rio Ferdinand. Dimana menurutnya kultur tersebut tidak hanya menguntungkan dirinya sebagai manajer, tetapi juga bekal penting untuk para pemain tersebut ke depannya.

“Kamu tahu mereka (para pemain United) akan menjadi pemain seperti apa sebelum mereka masuk ke lapangan. Karena mereka dibangun untuk bermain di depan 70.000 penonton setiap minggunya.”

“Kami punya Marcus (Rashford), Jesse Lingard, dan Michael Keane. Jadi ada tipe pemain yang memang mereka didik dan kembangkan. Mereka telah diberi nilai-nilai yang baik,” lanjut Southgate yang memulai karir kepelatihan di timnas Inggris untuk U-21 ini.

Rashford yang dianggap mirip oleh Thierry Henry oleh Ryan Giggs ini memang bisa dibilang sebagai anak yang rendah hati. Dalam artian sejauh ini belum pernah ada kejadian atau keonaran yang dibuat oleh Rashford selama tiga musim ke belakang sebagai pemain tim utama United.

Hadiah dari buah komitmen Rashford tersebut adalah menjadi pemain reguler untuk tim asuhan Mourinho dan juga membela The Three Lions. Terbukti meski masih menjadi pelapis dari Raheem Sterling di posisi sayap kiri, dampak yang ia berikan sebagai pemain pengganti sangatlah besar. Bahkan Southgate sendiri tidak ragu jika lebih memilih Rashford daripada Sterling sesaat sebelum laga versus Slovakia dimulai.

Sekilas Rashford di Timnas Inggris

Rashford bisa dibilang adalah anak yang taat untuk urusan timnas Inggris. Dalam artian ia mengikuti tahapan dengan teratur, mulai dari U-16, U18, U-20, U21, baru tahun lalu mendapat kesempatan untuk membela timnas senior Inggris, di bawah asuhan Roy Hodgson saat itu.

Setelah itu Inggris memiliki 2 manajer, yaitu Sam Allardyce dan Gareth Southgate. Namun di bawah asuhan Allardyce, Rashford tidak mendapat kepercayaan eks manajer Bolton FC tersebut. Beruntung setelahnya Inggris dipegang oleh Southgate yang sudah melihat kemampuan Rashford di timnas U-21.

“Satu hal yang bagus adalah semua tahapan yang dijalani Rashford, semuanya lengkap. Kami pernah dan biasa berbicara dengan Ryan Giggs, yang ketika itu menjadi asisten manajer (Louis van Gaal), untuk menanyakan Rashford lebih tepat ditempatkan di tim yang mana.”

“Karena kami tidak ingin menempatkan dirinya terlalu dini di tim U-21 Inggris. Saat itu kami merasa tim U-21 akan memberikan terlalu banyak sorotan kepadanya. Putusan tersebut tampaknya mendapat respon positif juga dari United.”

“Namun akhirnya kami memanggil Rashford untuk timnas senior dua bulan kemudian. Jadi rencana sebelumnya tidak lagi dipakai. Tetapi kamu bisa lihat dampak yang ia berikan untuk kami dengan segera,” terang Southgate.

Dampak yang dimaksud oleh Southgate adalah gol Rashford saat debutnya di laga persahabatan menghadapi Australia. Gol ini juga yang kemudian membuatnya dapat satu tempat di timnas Inggris untuk Euro 2016.

Namun dalam turnamen terbesar antara negara Eropa tersebut, Rashford hanya mendapat total 21 menit saja. Baru kemudian ketika di bawah asuhan Southgate, Rashford mendapat kepercayaan untuk mengisi posisi sayap.

Awalnya dimainkan Southgate di posisi sayap kanan, dimana bukanlah posisi yang Rashford sudah pahami dengan baik. Akhirnya ia digeser ke posisi kiri dan dampaknya langsung terasa, kecepatan dan teknik yang di atas rata-rata bisa terlihat dari kaki Rashford. Oleh karena itu meski mampu bermain sebagai striker, Southgate melihat dirinya saat ini lebih mampu memberi dampak di posisi sayap kiri.

“Dia memang bisa bermain sebagai striker utama, tetapi kami melihat apa yang bisa ia lakukan di posisi sayap kiri. Jika kamu punya striker yang fleksibel, maka kamu bisa memainkannya di posisi lain di lini serang.”

“Saya langsung teringat fleksibilitas posisi (Carlos) Tevez, Rooney, dan (Cristiano) Ronaldo ketika di United,” terang Southgate.

Dalam kesempatan yang sama, Southgate juga mendapat pertanyaan mengenai perbandingan dampak Rashford dengan dampak saat Wayne Rooney dan Michael Owen ke Timnas Inggris. Menurut pria berusia 47 tahun tersebut, masih terlalu dini untuk menempatkan Rashford sebagai pemain yang sekelas Rooney maupun Owen.

“Saya yakin bahwa dia (Rashford) memilih untuk tidak dibandingkan dengan Rooney maupun Owen. Rashford adalah tipe pemain yang berbeda, namun sama dewasanya dengan mereka dalam hal memilih konsep. Pada akhirnya semua tergantung pada Rashford apakah ia ingin melangkah sejauh mereka atau tidak,” tutup Southgate.

Sumber : The Sun