Striker Leicester City dan Timnas Inggris, Jamie Vardy, mengungkapkan bahwa sorakan para fans United berhasil memotivasinya untuk mencetak rekor gol Premier League. Seperti kita tahu pada musim 2015/2016, striker berusia 30 tahun tersebut berhasil memecahkan rekor mencetak gol di 11 pertandingan berturut-turut, di mana sebelumnya rekor tersebut dipegang oleh legenda United, Ruud van Nistelrooy dengan 10 pertandingan.
Gol pemecah rekor tersebut tepatnya dicetak Vardy saat menghadapi Manchester United di pertandingan yang berakhir seri pada November tahun 2015 silam. Pada musim tersebut Vardy berhasil mencetak 19 gol di Premier League dan Leicester City berhasil keluar menjadi juara Premier League untuk pertama kalinya.
Dilansir dari Daily Star, pada pertandingan tandang melawan United tersebut para fans United menghabiskan 23 menit di King Power Stadium menyanyikan chant Van Nistelrooy. Namun langkah untuk mengintimidasi Vardy tersebut tak berhasil setelah eks pemain Fleetwood tersebut berhasil mencetak gol ke gawang David de Gea.
Namun ketika diwawancara oleh Sky Sport, Vardy sebenarnya tidak memikirkan rekor gol tersebut.
“Kamu tidak akan berpikir demikian pada waktu itu. Sejujurnya setelah orang lain membicarakan mengenai hal itu (rekor gol), itu bisa membantu dan menginspirasi orang lain. Saya sama sekali tidak percaya dengan apa yang terjadi,” tutur Vardy.
Lebih lanjut lagi Vardy mengatakan bahwa rekor gol tersebut sejatinya bukan buah dari kerja kerasnya sendiri. Melainkan kerja sama tim yang terbangun dengan baik di Leicester City di musim penuh sejarah tersebut.
“Saya barangkali tidak mengerti pencapaian seperti apa saat itu, tapi yang jelas itu (rekor gol) adalah buah keberadaan saya di tim yang sama baiknya,” kata Vardy.
Namun menurutnya, pencapaian dirinya termasuk rekor gol van Nistelrooy yang berhasil ia pecahkan bukanlah suatu yang mustahil untuk dicapai. Oleh karena itu ia berharap para pemain yang berada di non-league atau di bawah liga terendah Asosiasi Sepakbola Inggris, untuk tetap percaya bahwa kesempatan untuk menjadi profesional seperti dirinya tetap ada.
“Berapa kalipun saya ditanya mengenai hal ini (kesuksesan), saya tetap mencubit diri saya sendiri. Mungkin sampai kapanpun saya tidak akan pernah percaya penuh dengan perjalanan saya ini. Namun yang saya tahu pasti adalah, jika semua ini bisa terjadi pada saya, tentu mengapa tidak pada pemain-pemain yang lain (non-league)?” jelas Vardy.
Oleh karena itu dilansir dari Mirror, kini Vardy tengah menjalankan program untuk memberikan kesempatan kepada para pemain non-league football untuk berkarir di liga profesional. Terhitung sudah ada 1.000 pemain yang hijrah ke liga profesional Inggris dari programnya yang bernama V9 Academy tersebut.
“Melihat premiere program tersebut tentu membawa kenangan kepada saya. Karena saya pernah ada di posisi itu beberapa tahun yang lalu. Saat saya pertama kali pindah dari Fleetwood ke Leicester, saya meragukan diri saya sendiri.”