foto: sportskeeda.com

Marouane Fellaini memang terlihat bermain lebih lepas pada musim ini ketimbang dua musim sebelumnya. Fellaini beberapa kali, di awal musim, tampil baik dan memberikan pengaruh bagi permainan tim.

Ternyata hal tersebut tak lepas dari pengaruh manajer baru United, Jose Mourinho. Fellaini berpendapat bahwa sesi latihan bersama Mourinho lebih menghibur ketimbang pada rezim Louis van Gaal yang begitu ketat.

Fellaini mengaku dirinya menikmati perubahan dari Van Gaal ke Jose Mourinho. Kepada SkySports, Fellaini menuturkan bahwa ada perubahan besar antara Mou dengan Van Gaal.

“Lebih menghibur bersama Mourinho. Sesi latihan berubah dari waktu ke waktu. Latihan bukan lagi sekadar rutinitas. Van Gaal punya filosofinya sendiri dan dia begitu ketat tapi dia amatlah berbeda.”

fellaini-mou-eurosport

“Aku pikir, Mourinho adalah manajer yang tepat. Dia punya banyak pengalaman dan dia tahu apa yang bisa dia lakukan tapi Anda harus memberinya waktu dan aku yakin kejayaan akan tiba,” papar Fellaini.

Di bawah Mourinho, Fellaini biasanya ditempatkan lebih bertahan, meskipun posisi aslinya adalah gelandang tengah. Namun, Fellaini masih tetap merasa gembira.

“Tepat di tengah, menurutku, itulah posisi terbaikku. Aku bisa bermain sebagai ‘No 6’ atau ‘No 8’ tapi di tengahlah posisiku. Sulit untuk beradaptasi untuk pindah posisi, tapi aku mulai terbiasa. Musim ini, aku hanya bermain di tengah dan lebih bertahan dan aku senang dengan itu,” jelas Fellaini.

David Moyes, Sang Ayah Kedua

fellaini-moyes-talksport

Fellaini memang bukan gelandang terbaik, tapi di bawah David Moyes, kala berseragam biru-putih Everton, Fellaini adalah gelandang yang diperhitungkan. Fellaini memang tak punya umpan terobosan semembahayakan Ross Barkley; tak punya kecepatan seperti Kevin Mirallas, ataupun kemampuan bertahan sekuat Darren Gibson. Namun, ia punya chemistry yang baik dengan sang manajer, David Moyes.

Musim terakhirnya di Everton merupakan musim terbaik Fellaini di Premier League. Ia mencetak 11 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak buat klub.

Hal yang paling mengesankan, sekaligus mengejutkan, adalah kepindahannya ke Manchester United. Ia didatangkan dengan nilai yang tak main-main: 27 juta paun pada deadline day.

Namun, penampilan Fellaini, umumnya Manchester United pada musim 2013/2014 bisa dibilang buruk. Moyes pun dipecat sebelum kontrak, bahkan musim berakhir. Di saat yang sama ketika Fellaini mendengar kabar itu, ia mulai menangis.

“Moyes, dia sudah seperti ayah kedua buatku,” cerita Moyes kepada harian Belgia, La Derniere Heure, “Dia amat keras kepadaku, tapi itu untuk kebaikanku sendiri.”

“Setiap kali dia menghukumku, dia akan membawaku ke lapangan latihan dan membuatku berlatih satu sesi. Kami melakukan banyak latihan: teknik, fisik, taktik. Aku banyak berkembang karenanya saat aku datang ke Inggris. Pertama di Everton, kemudian di Manchester.”

“Saat dia dipecat dari United, aku menangis. Aku tidak malu untuk bilang karena dia melakukan segalanya untukku. Dia cuma punya dua musim yang sulit, tapi dia akan melambung kembali. Dia adalah pelatih yang bagus dan kami masih bicara dari waktu ke waktu.”

Van Gaal Pelatih Bagus

Di masa-masa bersama Louis van Gaal, cemoohan terhadap Fellaini masih sering terdengar. Namun, perubahan terhadap Fellaini mulai terlihat. Di masa inilah bahunya terlihat lebih menonjol ketimbang rambut kritingnya. Ia lebih dikenal sebagai gelandang tangguh ketimbang menjadi badut di atas lapangan. Bahkan, ia pernah mendapatkan standing ovation musim lalu kala melawan Tottenham Hotspur di Old Trafford.

Di bawah Van Gaal pula, Fellaini kerap bermain sebagai target man; terutama saat tim sudah kepayahan dengan penguasaan bola dan bola-bola panjang menjadi alternatifnya.

“Dia pernah bilang padaku ‘buktikan dirimu dan lihat nanti’. Kini, mereka mengandalkanku. Tak pernah benar-benar ada masalah. Aku sempat cedera di awal musim, tapi bisa kembali. Pelatih memberiku kepercayaan diri dan aku membuktikannya di beberapa pertandingan,” kata Fellaini kepada Express.

“Pelatih begitu keras tapi itu bagus. Kami butuh pelatih seperti ini. Musim lalu adalah musim yang buruk. Kami gagal lolos ke Eropa. Kami perlu pelatih yang mampu menempatkan kembali pemainnya di atas lapangan. Kalau dia sudah meminta, Anda harus melakukannya,” jelas Fellaini.