“Saya akan selalu menjadi supporter Inggris. Salah satu sedikit penyesalan dalam karir saya adalah tidak bisa memberikan kesuksesan untuk Inggris dalam setiap turnamen.”

Kalimat tersebut diucapkan Wayne Rooney sesaat setelah dirinya mengumumkan pensiun dari ajang Internasional. Sebuah ungkapan yang secara tidak langsung menunjukkan rasa tanggung jawab Rooney selama 14 tahun membela tim Tiga Singa.

Wazza memang patut menyesal. Pasalnya dia adalah anggota terakhir dari generasi emas Inggris asuhan Sven Goran Eriksson. Ketika itu, bersama David Beckham, Rio Ferdinand, Steven Gerrard, Frank Lampard, hingga John Terry, Rooney berusaha untuk memberikan prestasi yang bahkan tidak bisa diberikan oleh generasi Paul Gascoigne dan kawan-kawan

Mereka semua hampir bisa dikatakan tidak pernah beruntung ketika mengenakan bermain untuk negaranya. Beberapa di antaranya bahkan kerap mengalami nasib sial ketika membela Inggris, tidak terkecuali Rooney. Pria 31 tahun ini lebih sering gembira ketika berbaju biru Everton atau merah Manchester ketimbang warna putih tim nasional. Dari tujuh turnamen level benua dan dunia yang telah dijalani, tidak ada satupun yang bisa membuat dirinya tersenyum di akhir laga.

Piala Eropa 2004 di Portugal menjadi aksi pertama Rooney pada turnamen besar. Gol-golnya di babak penyisihan grup sempat membangkitkan asa para penduduk Inggris yang sempat malu karena kesalahan Steven Gerrard dan David James pada pertandingan pertama. Ia membawa Tiga Singa saat itu lolos ke perempat final.

Sayangnya, langkah mereka berakhir di tangan tuan rumah, Portugal. Pada laga yang berlangsung di Lisbon, Rooney terpaksa keluar pada babak pertama karena mengalami cedera ankle karena berebut bola dengan Costinha. Ia hanya bisa termenung di pinggir lapangan sembari melihat Darius Vassell yang menggantikan dirinya gagal mengeksekusi penalti pada babak tos-tosan.

Dua tahun berselang, Rooney mengulangi apa yang dilakukan oleh seniornya, David Beckham. Diharapkan bisa mengulangi performa pada 2004, ia justru keluar dari turnamen dengan mengantungi kartu merah. Wasit Horacio Elizondo ketika itu termakan provokasi dari Cristiano Ronaldo, yang merupakan rekan setimnya di United. Kejadian yang hampir membuat hubungan keduanya menjadi renggang.

“Saya tidak merasa kecewa kepada Cristiano tapi saya kecewa karena dia memilih untuk ikut campur dalam situasi tersebut. Saya rasa, ia saat itu terus mengingat bahwa pada kesempatan tersebut kami bukanlah rekan setim,” ujarnya.

Ia tidak bisa berbuat banyak ketika setahun setelahnya, Inggris gagal lolos ke Piala Eropa 2008. Akan tetapi ia mampu membalasnya setahun berselang ketika ia mencetak sembilan gol pada kualifikasi Piala Dunia 2010. Saat itu tumpuan lini depan dibebankan kepada Rooney yang pada kompetisi liga, ia berada pada peringkat kedua dalam daftar top skor di bawah Didier Drogba.

Akan tetapi, Rooney justru terpuruk di Afrika Selatan. Pada laga menghadapi Aljazair, ia bahkan tidak melepaskan tembakan ke gawang sama sekali. Di akhir pertandingan, Rooney bahkan dicemooh oleh publik Inggris yang membuat dirinya berbalik mengkritik dengan kata-kata yang tidak pantas. Dalam tiga pertandingan fase grup, lini depan mereka hanya mencetak dua gol, dan menjadi bulan-bulanan Jerman pada perdelapan final.

Nasip apes kembali dialami Rooney jelang Piala Eropa 2012. Pada laga kualifikasi terakhir, ia menerima kartu merah dan diskorsing dua pertandingan. Beruntung, ia mencetak gol ke gawang Ukraina pada pertandingan terakhir grup sebelum disingkirkan Italia melalui adu penalti. Pada Piala Dunia 2014, Rooney kembali mendapatkan banyak kritik meski ia berhasil mencetak gol pertamanya pada ajang empat tahunan tersebut.

Piala Eropa 2016 diprediksi menjadi ajang Internasional terakhir Rooney. Selain usianya yang sudah menginjak 30 tahun, performanya di Manchester United sudah tidak sebaik lima atau 10 tahun yang lalu. Meski ia sudah menjadi kapten utama, namun Rooney tetap kesulitan untuk memberikan prestasi bagi tim nasional. Tiga Singa keluar dari turnamen dengan menderita kekalahan memalukan dari Islandia, negara yang jumlah penduduknya tidak sampai 1 persen dari penduduk Inggris.

Dan pada 23 Agustus ini, Rooney resmi menutup lembaran Internasionalnya dengan akhir yang terbilang menyedihkan. Hanya mencetak satu gol di Piala Dunia dari 21 tembakan dan 11 pertandingan. Meski begitu, ada satu yang masih bisa dibanggakan oleh Rooney pada masa yang akan datang. Ia mengakhiri karir dengan status sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa timnas Inggris.