Sejak mendarat di Old Trafford sebagai pemain termahal dunia, Paul Labile Pogba tak henti ditekan dan dikritik oleh banyak pihak terkait dengan performanya di atas lapangan. Banyak yang menganggap bahwa Pogba tak pantas dihargai semahal itu melihat performanya bersama United musim ini. Tapi, lebih tepatnya, penilaian terhadap Pogba cukup sulit karena posisinya sebagai gelandang. Mari kita memahami kritik pada Paul Pogba

Jika melihat pemain termahal dunia sebelumnya, Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale, keduanya adalah penyerang yang bertugas untuk terlibat langsung dalam proses terjadinya gol. Ronaldo tak perlu ditanya lagi. Ia mencetak 26 gol dan tujuh asis pada musim pertamanya sebagai pemain termahal dunia. Sementara itu, Bale juga tak jarang mencetak asis atau gol yang menambah catatan apik dalam statistiknya. Total 15 gol dan 12 asis ia catatkan pada musim debutnya di Real Madrid. Lalu bagaimana dengan pemain yang berposisi sebagai gelandang?

Seorang gelandang tentu tidak ditugaskan sebagai pemain yang harus mencetak gol. Gelandang berfungsi sebagai penyeimbang permainan. Tidak bisa dihakimi dengan melihat statistik gol atau asis. Mantan bek United, Nemanja Vidic, mengungkapkan bahwa Pogba memang bukanlah pemain yang bisa mencetak banyak gol.

“Paul adalah seorang pemain yang hebat. Kemampuan dia bukanlah mencetak 25 gol setiap musim. Dia lebih untuk menciptakan banyak situasi di seluruh lapangan dan mungkin mencetak 10 gol, 15 gol,” ujar Vidic.

“Tergantung pada apa yang orang-orang harapkan dari dia. Saya pikir masalahnya adalah pasa yang gila saat ini, untuk membeli pemain Anda mesti mengeluarkan jumlah uang yang gila,” jawabnya ketika ditanya tentang performa Pogba di atas lapangan.

Vidic merasa Pogba sudah melakukan banyak hal untuk United musim ini meski tidak berupa gol atau asis. “Saya pikir dia sudah melakukan banyak hal bagus di musim ini, teuntu saja dia belum mencapai puncak performanya tapi dia sudah bermain di 40 pertandingan yang ini juga penting; kehadiran dia di atas lapangan. Sebagai seorang pemain tengah, Anda perlu seseorang yang bertenaga, tinggi, dan terlihat di tengah lapangan. Saya yakin dia akan lebih baik lagi di musim depan,” ungkap bek asal Serbia itu.

Memang dapat dikatakan tidak adil jika menilai Pogba hanya dari statistiknya. Kita harus melihat pertandingan langsung di mana Pogba bermain. Apakah Pogba mampu menjaga penguasaan bola, mampu menyuplai dan membagi bola dengan baik, berada di posisi yang tepat ketika bertahan, terus bergerak untuk mendapatkan bola kembali, itulah sebenarnya bagaimana Pogba harus dinilai.

Tak hanya performa di atas lapangan, Pogba juga kerap di kritik perihal kelakuannya di luar lapangan. Gonta-ganti model rambut dan keaktifannya di media sosial tak jarang di kritik banyak orang. Kalimat-kalimat seperti  ‘Urusin dulu penampilan, baru model rambut’ atau ‘Raih trofi dulu, baru bikin emoji di Twitter’ tak jarang ditujukan kepada Pogba.

Terkait masalah ini, dua pendapat yang saling bertolak belakang tak dapat dihakimi mana yang benar atau mana yang salah. Di satu sisi, orang-orang mungkin kesal karena Pogba terlalu banyak ‘gaya’ yang tidak sebanding dengan penampilannya. Namun, di sisi lain, ia adalah pemain profesional yang tahu betul bagaimana seharusnya bersikap. Seperti kata eks striker United dan timnas Uruguay, Diego Forlan, Pogba sudah dewasa dan media sosial tak memberi dampak negatif baginya.

“Saya juga melihat banyak orang mengkritiknya di media sosial. Apa yang salah dengan Pogba? Apa yang salah dari dia? Mengunggah video tak membuatnya terlambat latihan dan dia sudah dewasa. Dia sukses, Jose Mourinho mengatakan ada banyak orang yang iri padanya,” imbuh Forlan.

“Asal Anda tahu, ada begitu banyak pesepakbola yang lebih buruk ketimbang suka mengganti model rambut dan mngunggah video menari dengan ibunya. Saya tidak melihat apapun yang dilakukan Pogba akan menimbulkan masalah jika saya jadi pelatihnya,” tambahnya.

Forlan sendiri yakin bahwa Pogba dapat mengatasi kritik-kritik itu. “Pogba tampak begitu percaya diri, orang-orang tak bisa hanya menilainya dari luar. Dia takkan tenggelam dengan kritik. Modal rasa percaya diri besar miliknya akan sangat membantu ketika berlaga di partai besar.”

Biarkanlah media Inggris yang memang terkenal kejam itu terus mengkritik Pogba. Namun sebagai fans Untied, kita tentu harus bersabar menunggu Pogba yang lebih baik. Pogba masuh berumur 24 tahun dan semua bisa terjadi. Bahkan bukan tidak mungkin performanya di masa depan akan melampaui harga mahal yang melabelinya itu.