Aleksandr Golovin (Rusia)

Nama pemain yang satu ini mungkin sangat jarang terdengar. Golovin hanya bermain untuk klub Rusia, CSKA Moscow. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa Golovin adalah salah satu bakat menjanjikan yang dimiliki oleh Rusia. Musim ini, meski masih berusia 21 tahun, ia dipercaya menjadi pemain utama dengan catatan 37 penampilan di semua ajang dengan raihan tiga gol dan empat asis.

Golovin berposisi sebagai gelandang, namun ia juga menunjukan kualitasnya ketika dimainkan di posisi lain. Ia pernah dimainkan sebagai gelandang bertahan, gelandang sentral, gelandang serang, dan gelandang serang kiri. Kala bermain sebagai gelandang bertahan, ia mampu membuat tekel penting. Golovin mencatatkan 2,9 tekel per pertandingan. Diberi peran sebagai gelandang sentral, ia mampu membuat dribel atau umpan dari posisi yang dalam untuk melancarkan serangan. Golovin memang memiliki gerakan kaki yang cepat dan kemampuan dribel yang baik.

Julian Brandt (Jerman)

Absennya Hakan Calhanoglu akibat kesalahannya terkait kontrak membuat lini serang sektor kiri Bayern Leverkusen memiliki lubang yang harus diisi dan Brandt mampu mengisinya dengan baik. Brandt memang dikenal sebagai salah satu bakan menjanjikan dari Jerman. Musim ini, ia bermain di 40 pertandingan dengan catatan empat gol dan 11 asis.

Postur tubuh 183 cm dan 82 kg membuat ia memiliki kekuatan dalam melakukan duel. Namun, ia juga memiliki kecepatan dan teknik yang baik sehingga mampu melewati lawan dengan mudah. Musim ini, ia mencatatkan 2,2 dribel per pertandingan di Bundesliga. Visi bermainnya juga tak kalah berkualitas, ia membuat 1,6 umpan kunci per pertandingan. Pemain 21 tahun ini dipercaya akan terus berkembang dan mulai mencapai potensi terbaiknya dalam beberapa tahun ke depan.

Bernardo Silva (Portugal)

Jika ia tidak memiliki kualitas, mustahil rasanya Manchester City rela mengeluarkan uang 50 juta euro untuk mendatangkan Silva dari AS Monaco. Selain Kylian Mbappe, Silva juga menjadi peran penting bagi kesuksesan Monaco yang menyabet gelar Ligue 1 dan lolos hingga babak semifinal Liga Champions. Dalam 58 pertandingan yang dijalani, Silva mampu mencetak 11 gol dan 12 asis.

Pemain berusia 22 tahun ini memiliki kreativitas yang luar biasa. Ia mampu menggunakan kemampuan dribel dan visinya yang baik untuk memulai serangan. Silva tidak kesulitan untuk mengalahkan lawan dalam duel satu lawan satu. Kualitas umpannya pun tidak diragukan, baik itu umpan diagonal, umpan pendek, atau umpan panjang, Silva terlihat mampu melakukannya dengan baik. Selain itu, ia juga terbukti dapat bermain di berbagai posisi di lini serang Monaco musim ini.

Niklas Sule (Jerman)

Meski masih berusia 21 tahun, namun Sule mampu menjadi andalan untuk menjaga pertahanan Hoffenheim. Performa apiknya itu membuat Bayern Munchen tertarik mendatangkannya dan merealisasikannya pada Minggu (15/6) lalu dengan mahar 20 juta euro. Sule tampil di 34 pertandingan untuk Hoffenheim di semua kompetisi.

Tak perlu meragukan kontribusi pertahanannya untuk Hoffenheim, Sule membuat 2,1 tekel per pertandingan, 2,1 intersep per pertandingan, dan 2,5 sapuan per pertandingan. Ia digadang-gadang menjadi penerus Per Mertesacker atau Holder Badstuber dengan postur tubuh yang menjulang, setinggi 195 cm. Namun yang menjadi kelebihannya adalah ia lebih cepat dari Mertesacker dan Badstuber. Postur menjulangnya itu membuat ia memenangkan 65% duel udara di Bundesliga musim ini.

Andre Onana (Kamerun)

Meski finis di posisi dua, namun Ajax Amsterdam menjadi yang terbaik urusan paling sedikit kebobolan. Dari 34 laga, mereka hanya kebobolan 23 kali. Padahal, mereka ditinggal oleh kiper utama, Jasper Clissen yang memutuskan untuk menerima tawaran Barcelona. Namun, Onana yang mengisi posisi sebagai kiper utama mampu menunjukan kualitasnya dengan catatan 21 cleansheet dalam 48 pertandingan.

Pemain berusia 21 tahun ini mampu membuat penyelamatan di saat yang genting. Onana juga menjadi figur penting bagi Ajax yang berhasil menembus final Europa League. Meski masih muda, namun ia sudah memiliki refleks yang baik dan mampu membaca situasi dengan baik, kapan harus maju untuk memotong serangan lawan lebih cepat dan kapan harus tetap berada di dekat gawang.

Benjamin Henrichs (Jerman)

Joachim Low memang benar-benar ingin mencoba pemain mudanya untuk berkompetisi di level internasional. Kali ini, mereka memiliki Henrichs yang berposisi sebagai bek sayap. Di umurnya yang masih muda, 20 tahun, ia mampu menjadi andalan Bayern Leverkusen dan menunjukan potensi yang luar biasa. Henrichs tampil sebanyak 37 kali musim ini.

Sebagai bek sayap, seorang pemain selayaknya memiliki kemampuan bertahan dan menyerang yang sama baiknya. Henrichs pun demikian. Dari segi pertahanan, Henrichs mampu memutuskan serangan lawan. Ia membuat 3,5 tekel per pertandingan, 3,4 intersep per pertandingan, dan 2,4 sapuan per pertandingan. Kala melancarkan serangan, Henrichs pun mampu berkontribusi dengan baik. Ia membuat 1,67 peluang per pertandingan. Selain itu, yang menjadi kelebihannya adalah kemampuannya untuk bermain di kedua sisi. Meski ia lebih sering bermain sebagai bek sayap kanan (24 kali), namun ia juga tak canggung bermain di sisi yang berlawanan (9 kali).