Gabriel Heinze mampu mengawali karir dengan baik bersama United. Posisi bek kiri berhasil ia kunci dan Heinze sukses menyabet gelar pemain terbaik United musim 2004/2005. Meski sempat cedera, Heinze akhirnya kembali bermain di musim ketiganya bersama United dan semuanya seperti baik-baik saja. Pernyataannya pada akhir Juli 2007 juga mengindikasikan bahwa karirnya bersama United akan berlangsung lama. “Saya sangat nyaman di Manchester. Saya pernah merasakan juara, menjadi kapten, dan fans menyukai saya. Semuanya sempurna,”ujar pemain asal Argentina itu.

Namun semua itu tampak seperti omong kosong belaka setelah awal Agustus ia menyatakan bahwa dirinya ingin hijrah ke rival abadi United, Liverpool. Penyebabnya adalah hal yang seharusnya sama sekali tidak menjadi masalah, yaitu datangnya Patrice Evra yang mengganggu kenyamanan Heinze di posisi bek kiri. Musim 2006/2007, Heinze memang lebih sering bermain sebagai bek tengah.

Parahnya, ia menyatakan ingin hengkang ke Liverpool, yang mana adalah rival utama United. Lebih-lebih dari Manchester City sekalipun. Pemain United terakhir yang langsung pindah ke Anfield adalah Phil Chisnall, lebih dari 40 tahun yang lalu. Pernyataannya itu jelas mengecewakan banyak penggemar United yang terlanjur jatuh cinta kepadanya.

Terlebih pada akhir musim 2006/2007, Heinze dipercaya menaruh ban kapten United pada lengannya. Sebagai pemain yang pernah menjadi kapten United, sudah seharusnya pemain tersebut berkarakter kuat dan mampu mengatasi masalah. Apalagi hanya sekedar ada pemain lain yang menjadi saingan untuk tampil di tim utama, masalah yang sangat klasik dalam sepakbola.

Liverpool sendiri melayangkan tawaran kepada United untuk menebus Heinze. Namun manajemen United tidak ingin mengecewakan fans dan menolak tawaran tersebut. Akhirnya, Heinze yang sudah terlanjur tidak disukai pihak United, baik itu Ferguson atau fans, bergabung dengan Real Madrid.

Kala membela Marseille pada 2011 lalu, Heinze mengungkapkan penyesalan atas sikapnya saat itu. “Saya tidak memiliki banyak penyesalan selama karir saya sebagai pesepakbola, namun kasus itu dengan Ferguson adalah salah satunya. Saya sangat keras dan itu kerap membuat saya berada dalam masalah, yang juga menjadi alasan kenapa akhirnya saya meninggalkan United,” ujar Heinze.

“Saya menghabiskan tiga musim di Manchester dan memiliki beberapa momen bagus dan saya sangat menyesal meninggalkan United. Banyak hal yang saya sesali namun saya kuat secara pribadi, begitu pula dengan Sir Alex. Saya mengambil keputusan dan jika saya lihat kembali keputusan itu, saya menyesalinya karena itu berarti saya meninggalkan klub hebat dengan suporternya.”

“Saya menyadari rivalitas dengan Liverpool, saya menyadari resiko pergi ke Liverpool dan apa artinya itu. Saya harap itu tidak merubah cara suporter United melihat saya dan mereka akan mengingat tiga musim keberadaan saya di United,” tambahnya.

Feguson sendiri tidak benar-benar kesal terhadap Heinze. Ia justru menyatakan bahwa agennya ambil andil dalam keputusan Heizne yang ingin bergabung dengan Liverpool.

“Menurut saya dia memiliki agen yang buruk yang merekayasa situasi dan mencoba untuk mengelabui Davil Gill (CEO United). Saya tidak memiliki masalah dengan Gabby (Gabriel Heinze). Dia adalah pemain yang fantastis untuk kami, seorang pejuang. Dia hanya mengambil saran yang salah. Sejak hari pertama saat kami memberikannya agen baru, agen itu memperjuangkan kepindahannya, dan tentu saja agen itu akan mendapat uang,” tutur Ferguson.

Bagaimana jadinya ya jika Heinze benar-benar bergabung dengan Liverpool saat itu?